Minggu, 22 Agustus 2010

Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga adalah kerajaan bercorak Budha. Pusat pemerintahan diperkirakan di wilayah Kabupaten Jepara saat ini.
Kerajaan ini berada di wilayah Jawa Tengah bagian utara (sekarang Jepara). Dalam berita Cina kerajaan ini disebiut Holing. Di sana dijelaskan bahwa pada abad ke 7 di Jawa Tengah bagian utara sudah berdiri satu kerajaan. Rakyat dari kerajaan tersebut hidupnya makmur dari hasil bercocok tanam serta mempunyai sumber air asin. Hidup mereka tenteram, karena tidak ada kejahatan dan kebohongan. Ilmu perbintangan sudah dikenal dan dimanfaat dalam bercocok tanam.


Kerajaan Kalingga memiliki pertalian dengan Kerajaan Galuh. Putri dari Ratu Shima yang dikenal sebagai Putri Parwati menikah dengan putra mahkota Kerajaan Galuh yang dikenal sebagai Mandiminyak – kemudian menjadi raja kedua di Kerajaan Galuh.
Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram. Ia kemudian menjadi pemuka dari sebuah dinasti atau wangsa terkenal sebagai Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno (Hindu).
Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Raja Sanjaya juga menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara. Ia memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran .
Kerajaan Kalingga atau disebut juga Kerajaan Ho-ling diperkirakan terletak di utara Jawa Tengah. Kalingga telah ada pada abad ke-7 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.
Cerita Cina pada zaman Dinasti Tang (618 M – 906 M) memberikan tentang keterangan Ho-ling sebagai berikut.
• Ho-ling atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di sebelah timurnya terletak Pulau Bali dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera.
• Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu.
• Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasananya terbuat dari gading.
• Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapa
• Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah.
Silsilah Kerajaan
Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Ho-ling diperintah oleh Ratu Sima (Simo) yang dikenal sebagai raja yang patuh menjalankan hukum kerajaan; bahkan diceritakan, barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.Pada masa pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman dan tentram.
Disebutkan bahwa ratu ini seorang pemimpin yang tegas, jujur dan bijaksana, serta melaksanakan hukum dengan tegas. Ketegasannya dalam menerapkan keadilan ditampilkan dengan cara menguji kejujuran rakyat Kanjuruhan. Diceritakan, ada seorang utusan yang datang dari Arab dan menaburkan uang di tengah jalan. Selama hampir tiga tahun tidak ada yang berani mengambil uang tersebut. Suatu hari putra mahkota menyentuh uang tersebut dengan kakinya. Mendengar berita tersebut Ratu sangat marah dan memerintahkan agar putra mahkota dipenggal lehernya. Hukuman penggal leher akhirnya dibatalkan setelah ada permohonan dari para pembesar kerajaan. Menurut para pembesar kerajaan yang menyentuh uang tersebut adalah kakinya, oleh karena itu yang dipotong bukan bukan leher melainkan kakinya. Peristiwa tersebut memperlihatkan bahwa raja dan rakyat Kalingga merupakan negara yang taat hukum, yang dipakai sebagai pedoman hidup bagi mereka dalam bernegara dan beragama. Dengan kepatuhan terhadap hukum, kerajaan Kalingga mendapatkan ketentraman dan kemakmuran.
Putri Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh.
Maharani Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).
Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.
Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban.
Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.
Daerah wilayah kekuasaan Kerajaan Kalingga meliputi 28 wilayah. Menurut Rouffaer, dalam menjalankan pemerintahannya raja dibantu oleh 32 orang menteri, empat orang duduk di pusat kerajaan dan 28 orang lainnya berada di daerah-daerah.
Pada tahun 752, Kerajaan Ho-ling menjadi wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan perdagangan Hindu, bersama Malayu dan Tarumanagara yang sebelumnya telah ditaklukan Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-Buddha.
Perutusan ke Negeri Cina
Selanjutnya kronik Dinasti Tang menyebutkan bahwa Kerajaan Ho-ling mengirimkan utusan ke negeri Cina pada 647 sampai 666. Kemudian kerajaan ini mengirim utusan lagi pada 818 dan sesudah itu diberitakan tidak pernah mengirim utusan lagi ke Cina. Pengiriman utusan dari Ho-ling ke Cinta diperkirakan merupakan sebuah bentuk diplomasi antardua kerajaan. Seperti diketahui bahwa pada abad ke-7 dan seterusnya, dinasti-dinasti Cina senantiasa menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Pengiriman duta Ho-ling ke Cina menunjukkan bahwa orang-orang Nusantara sudah mampu mengarungi samudra dan laut lepas. Kemampuan mengarungi samudra tentunya harus dibekali oleh kemampuan lainnya seperti ilmu pembuatan kapal, ilmu perbintangan atau astronomi, cara mengawetkan makanan, dan lain-lain. Hal ini menjadi bekal kuat bagi orang-orang Nusantara untuk menjalin aktivitas ekonomi dan menggalang kekuatan politik dengan bangsa atau kerajaan lain di seberang laut.
Pendeta Buddha Jnanabhadra
Rakyat Holing menganut agama Budha. Hal itu dapat diketahui dari berita Cina yang ditulis I-Tshing, yang menjelaskan bahwa pada tahun 644 masehi Hwi-Ning seorang pendeta budha dari cina datang ke Holing dan menetap selama 3 tahun. Hwi-Ning menterjemahkan salah satu kitab suci agama Budha Hinayana yang berbahasa Sanksekerta ke dalam bahasa Cina. Dalam usahanya Hwi-Ning dibantu oleh seorang pendeta kerajaan Holing yang bernama Janabadra.
Berita dari seorang pendeta Buddha dari Cina bernama I-Tsing menyatakan bahwa pada 664 seorang bernama Hwi-ning datang ke Ho-ling dan tinggal di tempat itu selama tiga tahun (664-667). Dengan bantuan seorang pendeta Ho-ling yang bernama Yoh-na-po-t’o-lo (kemungkinnan besar pelafalan Cina untuk Jnanabhadra) ia menerjemahkan kitab suci Buddha Hinayana. Nama Jnanabhadra sendiri berasal dari sebuah prasasti bertarikh 650 Masehi yang ditulis dengan huruf Pallawa berbahasa Sansekerta, ditemukan di Tuk Mas di Desa Dakawu (kini termasuk Grabag, Magelang) di lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Isi prasasti adalah pujian kepada mata air yang keluar dari gunung yang menjadikan sebuah sungai bagaikan Sungai Gangga. Di atas tulisan prasasti tersebut dipahatkan gambar leksana dan alat-alat upacara berupa cakra, sangkha, trisula, kundi, kapak, gunting, dolmas, stap, dan empat bunga fatma. Benda-benda ini jelas merupakan sembahan penganut Siwa. Berikut terjelamahan prasasti tersebut:
Mata air yang airnya jernih dan dingin ini ada yang keluar dari batu atau pasir ke tempat yang banyak bunga tanjung putih, serta mengalir ke sana-sini. Sesudah menjadi suatu kemungkinan mengalir seperti sungai Gangga.
Catatan I-Tsing
Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M) menyebutkan bahwa pada abad ke-7 tanah Jawa telah menjadi salah satu pusat pengetahuan agamaBuddha Hinayana. Di Ho-ling ada pendeta Cina bernama Hwining, yang menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha. Ia bekerjasama dengan pendeta Jawa bernama Janabadra. Kitab terjemahan itu antara lain memuat cerita tentang Nirwana, tetapi cerita ini berbeda dengan cerita Nirwana, tetapi cerita ini berbeda dengan cerita Nirwana dalam agama Buddha Hinayana.

Kehidupan Masyarakat
Kronik Dinasti Tang memberitakan bahwa daerah yang disebut Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading gajah. Penduduk membuat benteng-benteng dari kayu dan rumah mereka beratap daun kelapa. Mereka sudah pandai membuat minuman dari air bunga kelapa (mungkin tuak). Bila makan mereka tidak menggunakan sendok atau sumpit, melainkan menggunakan tangan.
Keberadaan kerajaan Kalingga tentunya tidak akan terlepas dari keberadaan Ratu Shima, yang memerintah sekitar tahun 674 M. Dalam memerintah Ratu Sima digambarkan sebagai pemimpin yang “keras” demi menjalankan hukum kerajaan. Kerajaannya dikelilingi oleh pagar kayu. Tempat tinggal raja berupa rumah tingkat yang beratap, tempat duduk raja berupa paterana gading.
Kehidupan Politik

Berdasarkan berita Cina disebutkan bahwa Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja putri yang bernama Ratu Sima. Pemerintahannya berlangsung dari sekitar tahun 674 masehi. Pemerintahan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Kepada setiap pelanggar, selalu diberikan sangsi tegas. Rakyat tunduk dan taat terhadap segala perintah Ratu Sima. Bahkan tidak seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggar segala perintahnya.
Suatu saat seorang saudagar Arab berkeinginan untuk membuktikan ketaatan rakyat Ho-ling terhadap hukum yang diterapkan. Ia meletakkan pundi-pundi uang di jalan di tengah kota. Ternyata tak ada seorangpun menyentuh atau mengambilnya. Hingga suatu hari secara tidak sengaja kaki Putra Mahkota menyentuh pundi-pundi itu. Maka Ratu Sima memerintahkan agar anaknya di potong kakinya sebagai hukuman. Karena hukuman itu dirasa terlalu berat, para penasehat Ratu memohon agar hukuman diperingan, namun Ratu berkeras. Setelah didesak, Ratu Sima memutuskan untuk memperingan hukumannya. Kaki putra mahkota tidak jadi dipotong tetapi hanya jari-jari kakinya saja.

Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Holing sudah teratur rapi. Hal ini disebabkan karena sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Sima. Di samping ini juga sangat adil dan bijaksana dalam memutuskan suatu masalah. Rakyat sangat menghormati dan mentaati segala keputusan Ratu Sima.


Kehidupan Ekonomi

Kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Holing berkembang pesat. Masyarakat Kerajaan Holing telah mengenal hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan perdagangan pada suatu tempat yang disebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan hubungan perdagangan dengan teratur. kegiatan ekonomi masyarakat lainnya diantaranya bercocok tanam,menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading.di Holing ada sumber air asin yang dimanfaatkan untuk membuat garam. Hidup rakyat Holing tenteram, karena tidak ada kejahatan dan kebohongan. Berkat kondisi itu rakyat Ho-ling sangat memperhatikan pendidikan.Buktinya rakyat Ho-ling sudah mengenal tulisan,selain tulisan masyarakat Ho-ling juga telah mengenal Ilmu perbintangan dan dimanfaat dalam bercocok tanam.
Prasasti
Prasasti peninggalan Kerajaan Ho-ling adalah Prasasti Tukmas. Prasasti ini ditemukan di Desa Dakwu daerah Grobogan, Purwodadi di lereng Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Prasasti bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti menyebutkan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.

Read More..

Sabtu, 08 Mei 2010

Kapak Persegi

Peningkatan tarap hidup manusia dalam hal memenuhi kebutuhan hidup selalu bersamaan dengan berkembangnya kemampuan dalam membuat alat-alat yang lebih maju. Peningkatan kemampaun dalam membuat peralatan ini terlihat dari hasil yang ditemukan pada masa bercocok tanam, ternyata lebih maju bila dibanding dengan masa berburu. Masa bercocok tanam di Indonesia dimulai kira-kira bersamaan dengan berkembangnya kemahiran mengupam alat-alat batu serta dikenalnya pembuatan gerabah. Tradisi mengupam alat-alat batu telah dikenal luas di kalangan penduduk kepuauan Indonesia. Bukti-bukti peninggalan memperlihatkan tingkat kronologis serta hubungannya dengan daratan Asia Tenggara dan Asia Timur.
Alat-alat yang pada umumnya diasah (diupam) adalah kapak dan kapak batu, yang di beberapa tempat pengupaman juga dilakukan pada mata panah dan mata tombak. Kapak dan kapak batu ditemukan tersebar di seluruh kepulauan dan sering kali dianggap sebagai petunjuk umum tentang masa bercocok tanam di Indonesia.



Penemuan di luar Indonesia
Di luar Indonesia alat semacam ini ditemukan juga di Malaysia, Thailand, Vietnam, Khmer, Cina, Jepang, Taiwan, Filipina, dan Polinesia. Pada umumnya kapak persegi berbentuk memanjang dengan penampang lintang persegi. Seluruh bagiannya diupam halus-halus, kecuali pada bagian pangkalnya sebagai tempat ikatan tangkai. Tajamannya dibuat dengan mengasah bagian ujung permukaan, bagian bawah landai ke arah pinggir ujung permukaan atas. Dengan cara demikian diperoleh bentuk tajaman yang miring seperti terlihat pada tajaman pahat buatan masa kini. Ukuran dan bentuknya bermacam-macam, bergantung pada penggunaannya. Yang terkecil ialah semacam pahat yang berukuran panjang kira-kira 4 cm dan terpanjang kira-kira 25 cm dipergunakan untuk mengerjakan kayu.


Di Indonesia

Nama kapak persegi itu berasal dari Von Heine Goldern, berdasarkan kepada penampang-alang dari alat-alatnya, yang berupa persegi panjang atau juga berbentuk trapezium. Yang dimaksud dengan kapak persegi itu bukan hanya kapak persegi saja, tetapi banyak lagi alat-alat lainnya dari berbagai ukuran dan berbagai keperluan; yang besar yaitu kapak atau pacul, dan yang kecil yaitu tarah, yang tentunya digunakan untuk mengerjakan kayu. Alat-alat itu semuanya sama bentuknya, agak melengkung sedikit, dan diberi tangkai yang diikat kepada tempat lengkung itu.

Kapak persegi di Indonesia ini terutama ditemukan di wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Nusan Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi dan di Kalimantan. Bahan yang digunakan untuk membuat kapak persegi kebanyakan menggunakan batu api dan batu Kalcedon. Pembuatan kapak-kapak ini diperkirakan terpusat di beberapa tempat, dari dari sini menyebar ke tempat-tempat lain. Hal ini berdasarkan pada tempat penemuan kapak persegi di beberapa tempat yang tidak memiliki bahan batu api, yang digunakan sebagai bahan pembuatannya, sedangkan di pusat pembuatannya banyak sekali ditemukan kapak persegi yang semunya telah diberi bentuk namun masih kasar atau belum dihaluskan. Hal ini menandakan kalau kapak persegi dihaluskan oleh pemakainya bukan pembuatnya. Adapun perkiraan pusat-pusat dari pembuatan kapak persegi antara lain di dekat Lahat (Palembang), dekat Bogor, Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya (Jawa Barat), di daerah Pacitan (Madiun) dan lereng selatan Gunung Ijen (Jawa Timur). Di desa Pasirkuda dekat Bogor bahkan ditemukan sebagai batu asahan.

Tempat Situs Penelitian
Perhatian terhadap kapak dan kapak terupam halus di Indonesia mulai diberikan sekitar tahun 1850 oleh beberapa ahli dari Eropa. Waktu itu, bahan studi hanya berasal dari temuan lepas yang kurang jelas umur atau asalnya. Pengumpulannya diusahakan oleh sebuah perkumpulan swasta (antara 1800-1850) yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetwnschappen. Koleksi perkumpulan ini disimpan di Museum Nasional, Jakarta. Hal tersebut sebenarnya diilhami oleh karangan terkenal G.E. Rumphius yang terbit pada tahun 1705 di Amsterdam, berjudul D Amboinsche Rariteitenkamer. Dalam buku tersebut terdapat bagian yang membicarakan alat-alat batu yang disangka buatan alam. Pendapat ini sama dengan anggapan orang kebanyakan pada waktu itu, dan juga sekarang di antara kalangan penduduk, yang menganggap kapak batu sebagai gigi kilat atau gigi guntur.

Setelah tulisan Rumphius itu, perhatian terhadap benda-benda prasejarah itu lenyap lagi. Berselang kira-kira satu setengah abad lamanya, barulah muncul beberapa pendapat dari C. Swaying dan W. Vrolik (1850), serta C. Leemans (1852). Buku karangan Leemans itu merupakan karya pertama yang menyajikan pemaparan yang baik terhadap alat-alat batu prasejarah di Indonesia. Pada waktu itu ia menjabat sebagai direktur museum barang kuno di Leiden. Karyanya didasarkan atas koleksi benda-benda prasejarah yang dikirimkan dari Indonesia oleh rekannya, Swaying. Hal seperti itu dilakukan juga oleh J.J. van Limburg Brouwer yang hasilnya terbit pada tahun 1872. Lima belas tahun berikutnya (1887), terbit karya C.M. Pleyte yang pada dasamya memberikan ikhtisar tentang zaman batu, terutama tentang kapak persegi dan kapak lonjong di Indonesia dan merintis pemikiran ke arah pelaksanaan klasifikasi dan distribusi jenis benda tersebut. Dasar-dasar pemikiran inilah rupa-rupanya mengilhami karya dua orang sarjana kenamaan P.V. van Stein Callen-fels dan It von Heine Geldern dalam pembahasannya tentang distribusi dan kronologi kapak dan kapak lonjong di Indonesia yang dimulai sejak tahun 1920-an. Sangat disayangkan bahwa usaha-usaha yang berharga dari Pleyte dan para peneliti sebelumnya itu hanya didasarkan pada sumber-sumber yang diperoleh tanpa melakukan penggalian arkeologis, tapi lebih mengandalkan pada temuan-temuan yang nampak di atas permukaan tanah. Selanjutnya, berkembanglah penelitian-penelitian berupa penggalian-penggalian yang intensif berkat jasa Stein Callenfels.

Stein Callenfels mencoba menyusun kronologi alat-alat batu dari masa bercocok tanam, terutama atas dasar tipe-tipe kapak dan kapak persegi. Atas dasar tersebut tercapailah empat tingkat perkembangan. Tiap-tiap tingkat diwakili oleh bentuk-bentuk tertentu. Tingkat yang paling tua mempunyai bentuk yang paling sederhana dan tingkat-tingkat selanjutnya menunjukkan perkembangan yang lebih maju. Tingkat yang paling akhir, menurut pendapatnya, dibawa oleh orang-orang yang menggunakan bahasa Indonesia. Pendapat seperti ini, terutama pendekatan atas dasar tipologi, pada tingkat penelitian dewasa, kurang meyakinkan karena tidak disertai dengan kelengkapan data statigrafi.

Pengetahuan kita tentang masa bercocok tanam di Indonesia sebenarnya sangat terbatas karena data arkeologis belum terungkap secara lengkap. Penelitian berupa ekskavasi-ekskavasi baru dilakukan di beberapa tempat di Jawa dan Sulawesi. Dari tempat-tempat lain, bahannya hanya berupa temuan lepas yang berhasil dikumpulkan dari permukaan tanah pada waktu melakukan survei lapangan atau sebagai hasil pembelian dari penduduk. Pengolahan data menjadi sulit karena konteks asli dengan lapisan tanah yang mengandungnya ataupun hubungannya dengan tingkat budaya lain tidak dapat diikuti dengan tepat.

Penelitian di Sulawesi dilakukan di pinggir Sungai Karama di desa-desa Sikendeng, Minanga Sipakka, dan Kalumpang. Penggalian di Sikendeng (sebuah desa yang terletak beberapa kilometer dari muara) dilakukan oleh A.A. Cense dan Stein Callenfels pada tahun 1933.Hasil penggalian tersebut terdiri dari kapak-kapak persegi dan sejumlah kereweng polos (tak berhias). Selanjutnya, pada tanggal 25 September sampai dengan 17 Oktober 1933, Stein Callenfels meneruskan penelitiannva ke arah lulu Sungai Karama (93 km dari muara) di dekat Desa Kalumpang, di atas bukit kecil Kamasi. Stein Callenfels mencatat temuan berupa beberapa buah kapak persegi terupam halus, kereweng-kereweng polos dan dan ada pula yang berhias dalam jumlah cukup banyak, kapak-kapak setengah jadi (calon kapak), sebuah kapak bahu yang masih kasar, fragmen-fragmen gelang batu, mata panah yang terasah, pisau batu atau bilah-bilah pisau batu bertajaman miring yang menunjukkan persamaan dengan temuan di Tembiling (Malaysia), dan beberapa kapak perimbas.

Karena pentingnya penemuan di Kalumpang itu, HR. van Heekeren melakukan penggalian ulang di tempat yang sama pada tahun 1949 (23 Agustus-September 1949). Penggalian dilakukan pada lereng selatan bukit Kamasi, sedangkan Stein Callenfels melakukan penggaliannya di lereng timur. Dalam laporannya Heekeren mengatakan bahwa tempat tersebut telah hancur keadaannya sebagai akibat dari kegiatan pertanian yang berulang-ulang dilakukan oleh penduduk setempat. Lapisan tanah yang mengandung budaya prasejarah telah bercampur aduk dengan yang lainnya. Di sini ia menemukan tempat perpaduan tradisi kapak persegi dengan tradisi kapak lonjong, tetapi masa perkembangan tiap-tiap tradisi tersebut di Kalumpang belum dapat diketahui dengan pasti karena lapisan budaya yang mewakili kedua tradisi tersebut telah bercampur baur." Selain jenis kapak persegi yang umum, di Kalumpang ditemukan pula jenis kapak berbentuk biola dan kapak batu sederhana. Kapak bentuk umum dibuat dari batuan rijang (chert) berwarna kelabu dan hijau, sedangkan kapak biola dari batu sabak. Ekskavasi Heekeren menghasilkan juga mata panah dan mata tombak yang diasah, calon-calon kapak, sebuah pemukul kulit kayu, dan sebuah bendy lambing phallus dari terakota.

Heekeren juga menemukan sebuah situs lain yang cukup kaya akan penemuan prasejarah di Minanga Sipakka (1 km sebelah barat Kalumpang). Dari guguran tebing Sungai Karama di Minanga Sipakka, ia berhasil menemukan kapak-kapak lonjong, calon-calon kapak, sebuah pukul kulit kayu, dan sejumlah kereweng polos dan berhias. Penemuan ini terjadi ketika ia dalam perjalanan pulang dari Kalumpang. Heekeren menduga bahwa temuan-ternuan di Minanga Sipakka ini berasal dari masa yang lebih tua. Namun ternyata jenis kapak persegi tidak ditemukan di tempat ini.

Guna memperoleh keterangan tentang umur temuan-temuan di Kalumpang, W.F. van Beers telah melakukan penelitian geologi. Atas dasar hasil penelitian itu umur Kalumpang ditaksir amat muda, yaitu 1.000 tahun yang lalu. Heekeren menempatkan kira-kira paling sedikit 600 tahun yang lalu dan dianggap sebagai contoh retardasi budaya sebagai akibat dari sikap sosial yang terisolasi rapat dari dunia luar.

Penggalian di Jawa dilakukan oleh Heekeren terhadap sebuah situs Kendenglembu (Banyuwangi) pada tahun 1941. Tempat ini mula-mula ditemukan oleh W. van Wijland dan J. Buurman dalam tahun 1936. Karena hasil penggalian Heekeren serta catatan-catatannya telah lenyap akibat keadaan kacau ketika perang Dunia II, diputuskan untuk melakukan penggalian pada tahun 1969. Penggalian ulang tersebut dilakukan oleh Lembaga Purbakala dan peninggalan Nasional di bawah pimpinan RP. Soejono."

Penggalian tersebut menghasilkan dua lapisan budaya yang batasnya agak jelas. Lapisan pertama (paling atas) mengandung lapisan historis yang temuannya antara lain terdiri dari uang kepeng, fragmen keramik, gerabah-gerabah berhias (dari masa Majapahit), dan pecahan bata. Lapisan kedua (di bawah lapisan pertama) mengandung kapak persegi, kereweng-kereweng polos berwama merah, sejumlah kapak setengah jadi, batu-batu asahan berhias, dan serpih-serpih batu yang pada urnumnya tidak dapat ditemukan sebagai alat. Benda-benda temuan dari lapisan kedua tersebut memberikan petunjuk tentang perbengkelan dan tempat tinggal masyarakat bercocok tanam.

Penyelidikan selanjutnya berupa penelitian lapangan di beberapa daerah penemuan serta penggalian percobaan. Penggalian percobaan pernah dilakukan di Leles (Kabupaten Garth, Jawa Barat) pada tahun 1968, dan di Kelapadua (Cimanggis, Kabupetan Bogor) pada tahun 1971. Leles tidak banyak menghasilkan kapak. Kapak dari Leles hampir semuanya berasal dari temuan-temuan lepas yang ditemukan pada waktu survei. Umur yang lebih menonjol berupa alat-alat obsidian yang menunjukkan banyak persamaan dengan alat-alat obsidian dari Bandung.


Lokasi temuan kapak persegi di DKI Jaya antara lain: di Kampung Kramat, Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati; yang diteliti oleh tim Teguh Asmar, Dirman Surachmat, dan Made Sutavasa, pada tahun 1968. Penelitian ini kemudian dilakukan lagi pada tahun 1971, 1977, 1979, 1980, dan 1982. Temuan berupa kereweng, fragmen, kapak, serpih, batu asap, dan kapak persegi berjumlah 4 buah. Situs pejaten, Kelurahan Pejaten Kecamatan Pasar Minggu. Situs ini digali oleh Dinas Museum DKI pada tahun 1973 dan 1974. Hasil temuan berupa kereweng, fragmen dan kapak persegi utuh, fragmen cetakan kapak dari tanah liat yang dibakar, gelang dan cincin perunggu, fragmen alat besi, terak besi, dan bulatan dari tanah liat, fragmen cawan berkaki, batu asahan, dan serpih.

Situs Condet, Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, diteliti oleh Dinas Museum DKI tahun 1976, 1977, 1979, dan 1980. Temuan berupa kereweng, batu asahan, serpih, fragmen kapak persegi, fragmen logam,dan bulatan tanah. Tanning Barat, Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, diteliti tahun 1983 oleh Dinas Museum DKI. Flash temuan berupa kereweng, serpih batu asahan, cetakan dari tanah liat, terak besi, moluska, dan sisa tulang binatang. Pondok Cina, Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Depok. Penelitian dilakukan oleh Dinas Museum tahun 1984. Hasil temuan berupa serpih, dari penduduk diperoleh 5 buah kapak persegi.

Tempat penemuan di Klapadua yang terletak di tepi sungai Ciliwung ternyata telah hancur karena erosi dan akibat kegiatan pertanian oleh penduduk. Sisa-sisanya hanya sedikit yang ditemukan dalam ekskavasi. Sebagian besar benda temuan berasal dari permukaan tanah. Walaupun demikian, dapatlah dipastikan bahwa Klapadua pernah didiami manusia. Pecahan kapak ditemukan berserakan di permukaan tanah. Batu-batu asahan dan pecahan gerabah tak berthas ditemukan di permukaan tanah sampai ke tepi sungai. Tempat ini diduga sebagai perbengkelan dan tempat tinggal yang menghasilkan kapak-kapak. Ini yang terjadi di tempat¬-tempat lain di Jawa Barat, seperti di Purwakarta, Tasikmalaya, dan di sekitar Bogor.

Daerah pantai utara Jawa Barat, yang memanjang dari Tangerang hingga Rengasdengklok juga menghasilkan banyak kapak persegi. Koleksi dari daerah ini umumnya merupakan basil pembelian dari penduduk yang melakukan penggalian liar atau menemukan secara kebetulan ketika mengerjakan sawah, jalan desa, atau kebun.Tempat-tempat temuan di pantai Rengasdengklok terletak di sepanjang daerah aliran sungai Bekasi, Citarum, Ciherang, dan Ciparage. Unsur-unsur dari masa yang lebih muda lebih banyak memperlihatkan pengaruhnya di tempat-tempat tersebut dan kemudian mempengaruhi daerah pedalaman melalui keempat sungai tersebut.

Situs Pasir Angin, Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulan, Kabupaten Bogor diteliti sejak tahun 1971-1975, dan 1991-1995 oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Temuan beragam berupa artefak logam, artefak batu, manik-manik, dan kapak persegi, fauna, arang, dan sebagainya."

Situs Panumbangan, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, tahun 1954 Erdbrink pernah melakukan penelitian di wilayah ini dan menemukan panah, serpih, dan bor. Pada tahun 2000 dan 2003 tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional melakukan penelitian di wilayah ini. Hasil temuan berupa serpih, colon kapak persegi, oleh penduduk ditemukan beberapa kapak persegi. Situs Cipari, Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, diteliti oleh T. Asmar tahun 1972-1978.Hasil temuannya berupa peti kubur batu, artefak logam, gerabah, gelang batu, dan kapak persegi. Situs Limbasari, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, diteliti oleh Balai Arkeologi Yogyakarta pada tahun 1981-1983. Hasil temuannya berupa kapak persegi, calon kapak persegi, alat serpih, batu pukul, dan batu asah.

Tipar Ponjen, Kelurahan Ponjen, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, diteliti tahun 1984. Hasilnya berupa bahan gelang batu, fragmen gelang batu, fragmen calon kapak persegi, kapak persegi, batu asah, tatal batu, dan batuan." Situs Ngerijangan, Desa Sooka, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, sejak awal abad ke-19 telah diteliti oleh para ahli, antara lain, Koeningswald, Marks, Flathe dan Pfeiffer, Verstappen, Balasz, Sartono, Soejono, Tweedie, Movius, Heekeren, dan Barstra. Penelitian terutama dilakukan di situs Padangan, Ngerijang, Sengon, dan Ngerijangan. Ratusan pecahan rijang sebagai produk buangan pembuatan kapak persegi dan mata panah ditemukan tersebar. Temuan utama dari situs ini adalah kapak persegi, calon kapak, mata panah, calon mata panah, dan serpih.

Bentuk dan jenis
Berbicara mengenai sebuah peralatan, tentunya kita tidak akan terlepas dari yang namanya sebuah bentuk dasar, ada beberapa variasi yang kita kenal dari kapak persegi. Variasi yang paling umum ialah "belincung", yaitu kapak punggung tinggi, karena bentuk punggung tersebut penampang lintang berbentuk segitiga, segi lima, atau setengah lingkaran. Belincung dan kapak pada umumnya dibuat dari jenis batuan setengah permata dan tergolong benda yang terindah dalam perbendaharaan kapak-kapak batu di dunia. Variasi ini biasanya ditemukan di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Bali. Belincung ditemukan pula di Semenanjung Malaya dan istilah yang digunakan untuk jenis benda ini ialah kapak paruh. Jenis kapak yang berpenampang lintang setengah lingkaran dengan garis dasar lebih kurang cekung itu oleh Heekeren digolongkan sebagai jenis "kapak perisai", karena bentuknya menyerupai perisai lonjong. Jenis kapak ini terutama ditemukan di Jawa dan luar Indonesia. Bentuk semacam ini juga terdapat pula di Polinesia Timur. Variasi-variasi lain telah ditemukan di kepulauan Indonesia sebagai temuan-temuan lepas dan jumlahnya tidak begitu banyak.

Sudah dikatakan bahwa variasi yang paling umum dari kapak persegi adalah kapak yang ditemukan di Jawa, Sumatra, dan Bali. Selain itu, ada pula variasi-variasi lain seperti kapak bahu, kapak tangga, kapak atap, kapak bentuk biola, dan kapak penarah. Bentuk-bentuk variasi ini ditemukan di beberapa daerah saja dan jumlahnya pun sangat terbatas. Tempat-tempat penemuannya terutama di daerah utara dan daerah timur kepulauan Indonesia. Variasi-variasi kapak persegi merupakan instruksi dari luar dan bentuk-bentuknya menunjukkan persamaan dengan bentuk-bentuk di daerah luar Indonesia yang menyebar dari Cina melalui kepulauan-kepulauan di utara Indonesia ke arah Polinesia Timur. Variasi-variasi yang khas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

Kapak bahu sederhana. Jenis ini khusus ditemukan di Kalumpang. Tangkainya dipersiapkan secara kasar dan tidak rapi, serta tidak sesimetris seperti pada tangkai kapak bahu yang umum tersebar di daratan Asia. Pengupaman dilakukan pada sebagian permukaan alat, terutama pada bagian tajaman. Jenis kapak sederhana ini juga ditemukan di Cina (Sechwan, Kwantung), Jepang, Taiwan, dan Filipina (Botel Tobago).

Kapak tangga hanya beberapa buah ditemukan di Sulawesi, tetapi di luar Indonesia jenis ini tersebar di Cina Selatan, pantai timur daratan Asia Tenggara, Taiwan, dan Filipina. Bagian pangkal pada permukaan alas alat dibuat lebih rendah, seakan-akan merupakan tangga turun setingkat, guna memperkukuh ikatan pada tangkai. Sebuah bentuk lain yang sangat jarang dan juga ditemukan di Sulawesi adalah kapak gigir. Sebuah gigir yang sejajar dengan garis lebar pangkal kapak dibuat di permukaan atas dengan cara memukul-mukul batu sampai tercapai bentuk gigiran tersebut. Variasi semacam ini telah ditemukan di pulau-pulau Taiwan, Hoifu (Hong Kong), Luzon, dan Selandia Baru.

Kapak atap tersebar di Jawa Timur, Bali, dan kepulauan Maluku. Di luar Indonesia jenisnya dijumpai di Polinesia Timur. Alat ini tebal dengan kedua sisi sampingnya miring ke arah permukaan bawah sehingga membentuk penampang lintang berbentuk trapesium.

Kapak biola ditemukan hanya di Kalumpang bersama-sama dengan kapak batu sederhana. Kedua sisi sampingnya cekung sehingga alatnya menyerupai biola. Bentuk penampang lintangnya agak lonjong. Pengupaman dilakukan sekadarnya pada permukaan alat, khususnya pada tajaman. Jenis alat ini terdapat juga di Jepang, Taiwan, dan Botel Tobago.

Kapak penarah. Bentuk alat ini panjang dengan penampang lintang persegi empat yang sisi-sisinya cembung atau penampang lintangnya hampir bundar, tajamannya cekung di bawah. Jenis kapak ini umumnya berukuran besar dan hanya beberapa berukuran kecil. Yang berukuran besar mungkin digunakan untuk menarah batang pohon guna membuat sampan. Alat ini ditemukan di Jawa Timur dan Bali. Jenis alat ini terdapat pula di Selandia Baru dan di Polinesia Timur.

Beberapa variasi lain yang menarik adalah kapak batu yang berbentuk khusus dan kapak persegi yang menerima pengaruh dari bentuk kapak perunggu. Kapak bahu yang berbentuk khusus itu mempunyai gagang yang panjang, bahu cekung, mata kapak yang pendek, dan tajaman yang berpinggiran cembung serta miring. Sebuah dari variasi ini ditemukan di daerah Bogor (Jawa Barat), yang berwarna cokelat kekuningan dan sebuah lain lagi ditemukan di Kalumpang, yang berwarna kehitaman. Kapak yang menerima pengaruh bentuk kapak perunggu memperlihatkan tajaman yang melebar, melebihi ukuran leher kapaknya sendiri. Variasi ini ditemukan terbatas di Jawa Barat (sekitar Tangerang dan Jakarta) dan di Jawa Tengah (Gunung Kidul).

Dari temuan-temuan lepas dapat diketahui persebaran kapak persegi, termasuk bentuk-bentuk variasinya di Sumatra (Bengkulu, Palembang, Lampung), Jawa (Banten, Bogor, Cibadak, Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Pekalongan, Banyumas, Semarang, Kedu, Yogyakarta, Wonogiri, Punung, Surabaya, Madura, Malang, Besuki), Kalimantan, Sulawesi, Bali, Solor, Adonara, Ternate, Maluku, dan Sangihe Talaud. Di antara tempat-tempat tersebut ada yang dapat diperkirakan sebagai bengkel-bengkel kapak persegi seperti di desa Bungamas, Palembang (antara Lahat-Tebing Tinggi), di Karangnunggal (Tasikmalaya), di desa Pasir Kuda (Bogor), di daerah pegunungan Karangbolong dekat Karanganyar (Jawa Tengah), dan di Punung dekat Pacitan (Jawa Timur).

Kalau kita ikuti daerah penemuan kapak-kapak tersebut, dapat dikatakan bahwa jenis-jenis kapak persegi berkembang luas di Kepulauan Indonesia, terutama di daerah kepulauan bagian barat. Suatu hal yang harus kita ingat ialah bahwa kapak-kapak persegi telah dibuat sendiri di beberapa tempat yang daerahnya menyediakan bahan mentah. Punggung kapak pada umumnya memperlihatkan perimping-perimping dan patahan-patahan pada tajaman yang membuktikan penggunaan secara intensif. Kapak-kapak yang ditemukan dalam keadaan utuh diduga mempunyai fungsi magis atau digunakan sebagai benda tukar dalam sistem perdagangan sederhana.

Pemasangan pada tangkai

Apabila pada zaman paleolitikum penggunaan kapak dari batu ini langsung dipenggang dengan menggunakan tangan, tampa menggunakan alat lain. Lain halnya dengan zaman neolitikum, mereka pada masa itu sudah mengenal tangkai sebagai bahan yang digunakan untuk mengikat kapak dan digunakan sebagai pegangan. Cara memasangkan mata kapak pada tangkai ialah dengan memasukkan bendanya langsung dalam lubang yang khusus dibuat pada ujung tangkai atau memasangkan mata kapak pada gagang tambahan yang kemudian diikatkan menyiku pada gagang pokoknya. Pada kedua cara ini, mata kapak dipasangkan vertikal.

Penambahan alat dalam menggunakan kapak dari batu ini merupakan sebuah inovasi yang mampu dikembangkan oleh manusia pada zaman prasejarah. Mereka terus berinovasi untuk menghasilkan yang lebih baik dan efisien, termasuk kenyamanan dalam menggunakannya. Tangkai kapak atau gagang kemungkinan berbahan dasar dari kayu dan sejenisnya. Kayu-kayu tersebut mereka bentuk sedemikian rupa sehingga mudah untuk memasang mata kapak atau kapak persegi dan mudah dalam memegangnya.

artikel ini di ambil dari http://www.wacananusantara.org/content/view/category/2/id/564?mycustomsessionname=10ba026f1c28ef123ed8b50aaac1ddd5
Read More..

Jumat, 30 April 2010

Plastik Biodegradable

Hampir setiap hari kita membutuhkan plastik untuk berbagai hal, yakni sebagai pembungkus makanan, alas makan dan minum, untuk keperluan sekolah, kantor, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan plastik memiliki sifat unggul seperti ringan tetapi kuat, transparan, tahan air serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.


Namun, plastik yang beredar di pasaran saat ini merupakan polimer sintetik yang terbuat dari minyak bumi yang sulit untuk terurai di alam. Akibatnya semakin banyak yang menggunakan plastik, akan semakin meningkat pula pencemaran lingkungan seperti penurunan kualitas air dan tanah menjadi tidak subur.

Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable, artinya plastik ini dapat duraikan kembali mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Biasanya plastik konvensional berbahan dasar petroleum, gas alam, atau batu bara. Sementara plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya selulosa, kolagen, kasein,
protein atau lipid yang terdapat dalam hewan.

Jenis plastik biodegradable antara lain polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli-asam amino yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang merupakan modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung oleh mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi. Bahan dasar plastik berasal dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan, serta beberapa material plastik atau polimer lain yang terdapat di sel tumbuhan dan hewan.

Plastik biodegradable berbahan dasar tepung dapat didegradasi bakteri pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya . Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan.

Plastik berbahan dasar tepung aman bagi lingkungan. Sebagai perbandingan, plastik tradisional membutuhkan waktu sekira 50 tahun agar dapat terdekomposisi alam, sementara plastik biodegradable dapat terdekomposisi 10 hingga 20 kali lebih cepat.

Hasil degradasi plastik ini dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai pupuk kompos. Plastik biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa kimia berbahaya. Kualitas tanah akan meningkat dengan adanya plastik biodegradable, karena hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan unsur hara dalam tanah.

Sampai saat ini masih diteliti berapa cepat atau berapa banyak polimer biodegradable ini dapat diuraikan alam. Di samping itu, penambahan tepung pada pembuatan polimer biodegradable menambah biaya pembuatan plastik.

Namun ini menjadi potensi yang besar di Indonesia, karena terdapat berbagai tanaman penghasil tepung seperti singkong, beras, kentang, dan tanaman lainnya. Apalagi harga umbi-umbian di Indonesia relatif rendah. Dengan memanfaatkan sebagai bahan plastik biodegradable, akan memberi nilai tambah ekonomi yang tinggi. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan. Bukan tidak mungkin kelak Indonesia menjadi produsen terbesar plastik biodegradable di dunia.

Jerman, India, Australia, Jepang, dan Amerika adalah negara yang paling intensif mengembangkan riset plastik biodegradable dan mempromosikan penggunaannya menggantikan plastik konvensional. Produk industri berbahan dasar plastik mulai menggunakan bahan biodegradable. Fujitsu, perusahaan komputer besar di Jepang telah menggunakan plastik biodegradable ini pada semua casing produknya. Komunitas internasional sepakat, penggunaan bahan polimer sintetis yang ramah lingkungan harus terus ditingkatkan.

Sementara itu, penggunaan di Indonesia masih jauh panggang dari api. Padahal sudah jelas potensi bahan baku pembuatan plastik biodegradable sangat besar di Indonesia. Tampaknya perlu dukungan dari semua pihak terutama pemerintah selaku regulator, industri kimia dan proses, serta kesadaran dari seluruh masyarakat. Harus ada kerja sama diantara banyak pihak untuk mendukung penerapan plastik biodegradable menggantikan plastik konvensional.

Penggunaan skala besar plastik berbahan biodegradable ini akan membantu mengurangi penggunaan minyak bumi, gas alam dan sumber mineral lain serta turut berkontribusi menyelamatkan lingkungan.
Read More..

Senin, 12 April 2010

Penyerbukan Dan Pembuahan

Penyerbukan dapat terjadi dengan berbagai perantara :a. Perantara angin disebut anemogami, dapat terjadi bila butir serbuknya amat ringan, kecil dan kering.
Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan.
b. Perantara air disebut hidrogami.
Contoh : pada tanaman air.
c. Perantara hewan disebut zoogami.
Bila serangga Þ entomogami
burung Þ ornitogami
siput Þ malakogami
kelelawar Þ kiroptorogami
d. Perantara manusia disebut antropogami.
Contoh : penyerbukan vanilli di Indonesia.


Menurut asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi 4 : a. Autogami (penyerbukan sendiri)
Serbuk sarinya berasal dari satu bunga yang sama. Bila terjadi pada saat bunga belum mekar disebut kleistogami.
b. Geitonogami (penyerbukan tetangga)
Bila serbuk sari berasal dari bunga lain yang berada dalam satu pohon (satu individu).
c. Alogami (penyerbukan silang)
Bila serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih satu spesies.



Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan tidak mungkin terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut :a. Dikogami : Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini disebabkan karena:
1. Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya ....(protandri).
....Contoh : seledri, bawang Bombay, jagung
2. Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari ....(protogini).
b. Didesious : Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya terpisah
Contoh : salak dan melinjo (Gnetum Arremon)
c. Heterostili : Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak sama dan berbeda jauh.
Contoh : kopi, kina dan kaca piring.
d. Herkogami : Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke kepala putik.
Contoh : vanili



Proses Penyerbukan dan Pembuahan

Butir serbuk/serbuk sari Þ menempel pada kepala putik Þ membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) Þ inti generatif membelah Þ 2 inti sperma Þ sampai di mikropil, inti vegetatif mati Þ satu inti sperma membuahi sel telur Þ embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga Þ endosperma (makanan cadangan bagi embrio).

Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda.

Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab. yaitu :1. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)
2.
Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas:a. Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan antipoda.
b.Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.
c. Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga.





Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga.
Read More..

Sel saraf

Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.

SEL SARAF

Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.

Struktur Sel Saraf
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).

Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).1.
Sel saraf sensori

Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2.
Sel saraf motor

Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3.
Sel saraf intermediet

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.


Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
Read More..

Keanekaragaman hayati

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.

Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.

Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa, dan organisme uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.


Jenis keanekaragaman hayati

* Keanekaragaman genetik (genetic diversity); Jumlah total informasi genetik yang terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan dan mikroorganisme yang mendiami bumi.
* Keanekaragaman spesies (species diversity); Keaneraragaman organisme hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5 - 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru dipelajari.
* Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity); Keanekaragaman habitat, komunitas biotik dan proses ekologi di biosfer atau dunia laut.
Read More..

Dasar Negara dan Konstitusi

1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi atau Undang Undang Dasar adlah Peraturan dasar Negara dan yang memuat ketentuan-kententuan pokok dan menjadi salah satu sumber dari perundang-undangan lainnya.

2. Sifat dan fungsi Konstitusi Negara
Sifat pokok konstitusi adalah flexible(luwes) dan rigid(kaku). Konstitusi dikatakan flexible jika cara mengubahnya tidak sulit dengan mempertimbangkan perkembangan masyarakat sehingga mudah mengikuti perkembangan zaman. Dikatakan rigid jika cara pengubahannya sulit dengan maksud agar tidak mudah diubah hukum dasarnya. Fungsi konstitusi adalah untuk membatasi kekusaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelanggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenag-wenang. Dengan demikian diharapkan hak hak warga Negara akan lebih terlindung. Undang Undang Dasar memuat hal sebagai berikut :
- Organisasi Negara
- Prosedur Mengubah Undang undang Dasar
- Hak Asasi Manusia
- Ada kalanya memuat larangan mengubah sifat UUD tersebut
3. Cara Membentuk dan Mengubah suatu Konstitusi
Cara Membentuk : Pemberian, Sengaja Dibentuk, Cara Revolusi, dan Cara Revolusi
Cara Mengubah : Oleh Badan Legislatif, Refendrum, Oleh Badan Khusus dan Khusus di Negara Federasi
4. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 NKRI
a. Dalam hubungan dengan tertib hokum di Indonesia, Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang terpisah dari Batang Tubuh UUD 1945 namun, dalam kedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental, Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.
b. Pembukaan UUD 1945 merupakan tertub hokum tertinggi dan mempunyai kedudukan lebih tinggi dan terpisah dari Batang Tubuh UUD 1945
c. Pembukaan UUD 1945 merupakan kaidah Negara fundamental yang menentukan adanya UUD Negara d. Pembukaan UUD 1945 yang berkedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental mengandung pokok pikiran yang hasus diciptakan atau diwujudkan dalam pasal pasal UUD 1945

5. Pokok pikiran dalam UUD 1945
Pokok pikiranpertama:Negara melindungi segenap bangsa Indonesia danseluruh tumpahdarah Indonesia
Pokok pikiran kedua : Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Pokok pikiran ketiga : Negara yang berkedaulatan berdasarkan kerakyatan dan permusyawaratan
Pokok pikiran keempat : Negara atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

6. Tata urutan Perundangan yang Berlaku di Indonesia
1. Undang Undang Dasar 1945 2. Ketetapan MPR
3. Undang Undang 4. Keputusan Presiden 5. Peraturan Pemerintah
6. Peraturan Pelaksana lainnya
7. Mekanisme Konstitusional Demokrasi Indonesia
Perihal Mekanisme demokrasi Pancasila telah tercantum di dalam penjelasan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalma system pemerintahan Negara sebagai berikut :
a. Indonesia adalah Negara yang berdasar atas hokum
b. Indonesia menggunakan system konstitusional
c. Kekuasaan Negara tertinggi ada di tangan MPR
d. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan tertinggi di bawah majelis
e. Presiden tidak bertanggung jawab dengan Dewan Perwakila Rakyat
f. Menteri Negara adalah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab kepada DPR
g. Kekuasaan kepala Negara tidak terbatas
8. Lembaga Lembaga Kenegaraan
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
b. Presiden
c. Kepala Pemerintahan
d. Kepala Negara
e. Panglima Tertinggi
f. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
g. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
f. Mahkamah Agung (MA)
Read More..

Jumat, 29 Januari 2010

Aljabar

Aljabar

Aljabar berasal dari Bahasa Arab "al-jabr" yang berarti "pertemuan", "hubungan" atau "perampungan") adalah cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dan perpanjangan aritmatika. Aljabar juga merupakan nama sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam sebuah bidang.

Jenis-jenis Aljabar

Aljabar dapat dipilah menjadi kategori berikut:
Aljabar dasar, yang mencatat sifat-sifat operasi bilangan riil, menggunakan simbol sebagai "pengganti" untuk menandakan konstanta dan variabel, dan mempelajari aturan tentang ungkapan dan persamaan matematis yang melibatkan simbol-simbol tersebut.
Aljabar abstrak, yang secara aksiomatis mendefinisikan dan menyelidiki struktur aljabar seperti kelompok matematika, cincin matematika dan matematika bidang.
Aljabar linear, yang mempelajari sifat-sifat khusus ruang vektor (termasuk matriks).
Aljabar universal, yang mempelajari sifat-sifat yang dimiliki semua struktur aljabar.
Aljabar komputer, yang mengumpulkan manipulasi simbolis benda-benda matematis.

Pengertian bentuk aljabar

Bentuk-Bentuk seperti 2a , -5b, x3, 3p + 2q disebut bentuk aljabar.Pada bentuk aljabar 2a, 2 disebut koefisien, sedangkan a disebut variabel( peubah ).

Bentuk-bentuk aljabar

Persamaan dan pertidaksamaan linear
Persamaan Linear Satu Variabel

Persamaan Linear Satu Variabel berarti persamaan pangkat satu. Pada persamaan linear ini berlaku hukum :
Ruas kiri dan ruas kanan dapat ditambahkan atau dikurangi bilangan yang sama
Ruas kiri dan ruas kanan dapat dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama.

Contoh :
r:10

1. r + 3 = 10.
r + 3 - 3 = 10 - 3 (sama sama dikurangi dengan bilangan yang sama yaitu 3)
r = 7

2. 3p = 12
3p / 3 = 12/3 (sama-sama dibagi dengan bilangan yang sama yaitu 3)
p = 4
Pertidaksamaan Linear satu variabel

Pertidaksamaan linear satu variabel berarti kalimat terbuka yang memiliki tanda <,>, Pada persamaan linear berlaku hukum:
Ruas Kiri dan kanan dapat ditambah, dikurangi, dikali, atau dibagi bilangan yang sama
jika variabel bertanda minus, harus diganti menjadi positif dengan mengali bilangan negatif dan membalikan tanda

contoh : 1. 5v - 7 > 23
5v - 7 + 7 > 23 + 7
5v / 5 > 30 / 5
v > 6

2. -2a < 10
-2a / -2 > 10 / -2
a > -5
Read More..

Tanah

F.TERBENTUKNYA TANAH
Tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis dan terletak di permukaan bumi paling atas. Tanah merupakan hasil pelapukan atau erpsi batuan induk (organik) yang bercampur dengan bahan organik.
Semua daya tanah memiliki 3 ukuran yang berpengaruh terhadap penggunanya ke 3 ukuran tanah tersebut adakah sbb:
1. Ukuran luas, umumnya dalam 12 m2 /ha.
2. Ukuran isi atau berat umumnya dalam ton / m3 .
3. Ukuran tangkat kesuburan.



Tanah tersusun atas 5 komponen yaitu berikut ini; :

1. Partikel mineral berupa bahan organik, yaitu hasil perombakan bahan-bahan batuan dan organik lain yang terdapat di permukaan bumi.
2. Bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang serta berbagai kotoran binatang.
3. Air.
4. Udara.
5. Jasat renik.
Selain karena perbandinagan ke 5 komponen di atas, perbedaan jenis tanah juga terjadi karena foktor-foktor jenis batuan, bahan induk, curah hujan, penyinaran matahari, relief muka bumi dan tumbuhan penutup lahan. Perbedaan jenis tanah tersebut berpengaruh pada aktifitas manusia dalam mengolahnya guna kelangsungan hidup.

1.BAHAN INDUK TANAH
Batuan-batuan mineral menjadi bahan induk pembentuk tanah di kelompokan menjadi dua yaitu batuan mineral baku dan batuan mineral bukan baku. Bkuan meneral baku antara lain meliputi granit, basalt, andesit, riolit, dan diorit. Batuan mineral bukan batu baku meliputi endaoan glasial dan bahan loss.
Sebelum menjadi tanah batuan tersebut mengalami proses yang disebut pase hancuran ikim fisik dan fase hancuran iklim kimia.



Fase hancuran iklim fisik
Di dalam fase ini batuan mineral, khusunya mineral baku mengalami perrubahan fisik. Perubahan fisik tersebut adalah penghancuran batuan berukuran besar menjadi lebih kecil, tetapi tidak menggalami perubahan sifat kimia. Fase ini di pengaruhi oleh matahari, iklim, faktor biologis tekanan air dan tekanan anggin.
Fase hancuran iklim kimiawi
Didalam fase ini batuaan induk atau batuan yang sudh kecilpun mengalami penghancuran yang diikiti denagn perubahan susunan kimiawinya.

2.FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PEMBENTUKAN TANAH
a) Matahari
Matahari merupakan sumber energi yang paling besar, tetapi tidak semu energinya di tunjukan ke bumi. Matahari, baik penyinaran maupun peredaranya, dafat mengakibatkan keretakan bahkan hancurnya batuan sebagai bahan induk tanah.
b) Air dan udara
Air menjadi faktor yang melunakkan butira-butiran btuan yang telah hancur oleh panas matahari sehinga mudah remuk dan menjadi butiran yang lebih halus.
Unsur udara selain berperan memindahkan debu-debu yang telah terbentuk, juga berperan dalam mengerakan uap air di angkasa. Oleh karena itu, sirkulasi air berlangsung secara teratur.
c) Bakteri
Bahan-bahan yang telah mengalami hancuran atau akan bercampur (bersatu) membentuk lapisan bakal tanah. Lapisan bakal tanah itu selanjutnya merupakan subtrrat bagi pertumbuhan jasat renik yang berbentuk bakteri dan ganggang.

1)Bakteri heterotof
Bakteri heterotof bersifat saprofit. Bakteri hektrotop menghancurkan bahan-bahan yang telah lapuk dan menjadikan makanan bahan bahan yang telah halus, sedangkan bahan yang sulit di hancurkan ijadikan humus.


2)Bakteri outotrof
Termasuk bakteri outotrof antara lain ganggan biru, ganggan kersik dan ganggan hijau. Masing masing ganggaang tersebut memiliki peran yang berbeda dalam pembentukan tanah. Ganggan biru berperan membantu pelapukan batuan yang kering. Ganggan gersik berperan sebagai pembentuk fosil dalam tanah. Ganggang hijau berperan melapukan batang-batang kayu yang keras atau tembok yang menjadi tempat tumbuhnya.
d.Cendawa
Cendawa memilki daya lapuk yang kuat terhadap sisa tanaman yang mengandung bahan karbohidrat dan sulit di hancurkan oleh bakteri.
e.Protozoa
Peranan protozoa dalam pembentukan tanah adalah menambah kesuburan tanah melalui sisa-sisa tubuh yang ditigalkan.
f.Serangga tanah
Peran serangga tanah dalam pembentukan tanah antara lain melapukan bahan-bahan organis, mengguburkan tanah, dan memperkaya kandungan bahan organik
g.Cacing tanah
Peran cacing tanah dalam pembentukkaan tanah adalah melapukan dan menghancurkan bahanbahan organis dalam tanah, seta menyuburkan tanah.

Profil tanah
Profil tanah adalah susunan tanah berdasarkan lapisan-lapisan tertentu yang menunjukan tingkat kepadatan, ketebalan, warna dan struktur yang berbeda-beda. Lapisan-lapisan tanah itu disebut horizon.
1. Horizon O : merupakan lapisan permukaan, terdapat banyak akar tanaman dan jasad renik tanah. Lapisan ini berwarna gelap dan kaya akan hara.
2. Horizon A : merupakan zona eluviasi yang masih mempunyai banyak humus. Lapisan ini warnanya ke abu-abuan dan lebih pucat.
3. Horizon B : merupakaan zona akumulasi yang sedikit sekali lapisan humusnya. Disebut zona akumulasi karena lapisan ini merupakan tempat di endapannya sebagian mineral yang hanyut dari horizon A.
4. Horizon C : merupakan zona terjadinya pelapukan induk tanah.
5. Horizon R : merupakan zona bahan induk tanah (padas asli)

G.TANAH DI INDONESIA
1.Pembentukan tanah di indonesia
Pembentukan tanah di indonesia di awali pad masa tergenangnya daratan-daratan Melayu dan aceh serta Kalimantan dan sulawesi pada sekitar 50 juta tahun yang lalu membawa endapan-endapan lumpur. endapan-endapan lumpur tersebut kemudian menjadi batuan sendimen sebagai bahan induk tanah di Indonesia, karena adanya proses penggankatan dan pengerjaan dari tenaga endogen dan oksogen yang berbeda-beda, jenis tanah Indonesia menjadi beberapa pula.
2.Jenis-jenis tanah di indonesia
Perbedaan jenis tanah di Indonesia tentu berpengaru terhadap pengelolaan dan pemanfaatannnya, sebagai contoh, tanah-tanah di pulau jawa berbeda pengelolannya dengan tanah-tanah di pulau kaimantan.
Tanah-tanah yang ada di Indonesia banyak jenisnya, antara lain dapat di simak dalam tabel berikut.











JENIS TANAH DI INDONESIA
No Jenis tanah Bahan induk Persebaran Peruntukan Keterangan
1 Histosol (gambut) Sisa tanah dan binatang yang bercampur dengan mineral dan di endapkan. Sumatra



Kalimantan



Papua
Perkebunan kelapa sawit.

Pertanian dan pemukiman.

-


Sebagian masih alami



Masih alami
2 Alfisol (mediterian ) Batuan beku berkapur bersifat basa. Tesebar di seluruh indonesia - Untuk tanaman padi sawah
3 Inceptisol (tanah muda) Batuan beku, sedimen, atau metamor masam atau basa Tesebar di seluruh indonesia Pertanian padi sawah Merupakan tanah terluas di daerah indonesia.
4 Andosol (vulkanis) Abu vulkanik dan tufa Sumatra dan jawa di lereng vulkan Tanaman sayur dan perkebunan teh -
5 Antisol (aluvial) Segala jenis bahan induk Tesebar di seluruh indonesia Padang rumput, rawa pasang surut, dan tambak. Aluvial dangkal terdapat di pegununagn dan sedangkan aluvial basa terdafat di daerah pantai.

1. Sebutkan 5 komponen penyusun tanah!
2. Sebutkan ukuran ukuran sumberdaya tanah!
3. Faktor apa saja yang berperan dalam pembentukan tanah?
4. Bagai mana peranan serangga dalam pembentukan tanah?
5. Cocok untuk tanaman apakah tanah jenis histofol?



H. Kerusakan Tanah
Sifat tanah yang dinamis selalu mengalami perubahan-perubahan,baik segi fisik, kimia maupun biologi. Kerusakan tubuh tanah hinga melenyapkan lapisan tertentu disebut erosi.
Selain erosi, kerusakan tanah antara lain meliputi berikut ini.
1) Hilangnya unsur hara dan organik di daerah perakaran.
2) Terkumpulnya garam di daerah perakaran.
3) Terkumpulnya atau terungkapnya unsur atau senyawa yang menjadi racun bagi tanaman.
4) Penjenuhan tanah oleh air.
Kerusakan tanah seperti tersebut terjadi karena adanya perombakan bahan organik, pelapukan mineral, dan pencucian unsur hara yang berlangsung sangat cepat.
1.Erosi tanah
Erosi tanah adalah proses pengikisan lapisan tanah oleh tenaga air. Terjadinya erosi mengakibatkan hilangnya lapisan tanah paling atas yang banyak mengandung unsur hara organik dan mineral, tetapi sangat tipis.
Erosi tanah oleh tenaga air terdiri dari 4 jenis yaitu erosi percik, erosi lembar, erosi alur, dan erosi parit.
A.Erosi percik
Erosi percik adalah proses pengikisan tanah yang terjadi akibat danya percikan air hujan. Percikan tersebut menyebapkan partikel-partikel tanah menjadi hancur dan kemidian di endapkan di tempat lain.
B.Erosi lebar
Erosi lebar adalah proses pengikisan lapisan tanah paling atas dan tipis sehingga ketebalan tanahnya berkurang. Ciri erosi lembar antara lain :
1. Air yang mengalir di permukaan tanah warnanya keruh (kuning ke coklatan) karena banyak mengandung partikel tanah.
2. Warna tanah di sekitar tempat itu berwarna pucat.
3. Terdapat bercak-bercak di permukaan tanah.
4. Kesuburan tanah berkurang akinat banyak unsur hara yang hilang.

C.Erosi alur
Jika erosi lembar terus berlangsung, penggikasan tanah pada saat air mengalir mengakibatkan terjadinya alur-alur yang amat jelas dengan bentuk yang relatif lurus di daerah-daerah berlereng dan berkelok.
D.Erosi parit
Proses erosi parit sama denagn proes erosi alur, namun salura-saluran yang terbentuk pada erosi parit lebih dalam. Erosi parit umumnya terjadi di daerah-daerah berlereng terjal.
Salah satu fungsi utama hutan adalah merangsang jatuhnya titik-titik air yang dikandung oleh awan dengan udra dingin yang dimilikinya. Erosi tanah tidak hanya disebapkan oleh tanah yang tidak memiliki penutup lahan, tetapi jug dapat disebabkan oleh pengelolaan tanah yang kurang bijak sana.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi erosi adalah iklim, topongafi, vegetasi, dan campuran tanggan manusia.
A. Iklim
Faktor iklim yang besar pengaruhnya terhadap erosi, tanah adalah hujan. Tingkat erosi tanah bergantung pada jumlah dan identitas curah hujan.
B. Tanah
Faktor tanah yang mempengaruhi erosi adalah sebagai berikut.
a) Tekstur tanah, yaitu perbandingan antara jenis liat, lempung dan pasir.
b) Struktur tanah, yaitu susunan butir-butir tanah yang terdiri dari liat, lempung, dan pasir.
c) Infiltrasi, yaitu proses mauknya atau merembesnya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah secara vertikal.
d) Kandungan bahan organik, yaitu banyak bahan organik dan humus sehinga menentukan struktur tanah dan daya tahan air tanah.
C. Topografi
Topografi adalah bentuk kemiringan dan panjang lereng yang dapat menentukan laju air di permukaan.
D. Vegetasi
Vegetasi penutup lahan antara lain berfungsi menahan jatuhnya air hujan langsung ke tanah dan menahan kecepatan aliran permukaan.
E. Campur tangan manusia
Kegiatan manusia yang kurang bijaksana dalam mengelola hutan dan mengelola lahan berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan, terutaman terjadi erosi.

2. Pengaruh Erosi Terhadap Kesuburan Tanah
Erosi tanah dapat mengakibatkan kurangnya tingkat kesuburan tanah.ciri-ciri penurunan tingkat kesuburan tanah antara lain hanyutnya partikel tanah, erubahan struktur tanah, penurunan kapasitas inflasi, perubahan fropil tanah, dan lenyapnya unsur hara.
a. Penghanyutan pertikel tanah
Partikel-partikel tanah dapat hanyut pada tanah yang miring. Partikel-partikel tanah tersebut di endapkan di lereng gunung bagian bawah dan terpisah menurut ukuranya, debu liat dan pasir.
b. Perubahan struktur tanah
Terjadi erosi juga menghanyutkan organik dan kaloit tanah. Bahan organik meningkatkan biota tanah sehinga terbentuk struktur remah, sedangkan koloid tanah sangat penting sebagai partikel-partikel tanah sehinga memperkokoh struktur-struktu tanah.
c. Penurunan kapasitas infiltrasi
Erosi dapat mengakibatkan rusaknya pori-pori tanah sehinga jga terpengaruh terhadap laju infiltrasi.
d. Lenyapnya huncur hara
Erosi tanah bisa menghanyutkan unsur hara. Baik terbawa dalam aliran permukaan maupun hanyut bersama dengan masa tanah sebelum mengalami erosi.
3.mengurangi dan mencegah kerusakan tanah
Kerusakan tanah dapat di kurangi dan dicegah melalui suatu upaya yang disebut konservasi tanah. Konservasi tanah adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap tanah secara teratur terutama guna mengurangi dan mencegah kerusakan tanah dengan cara pelestarian.
Strategi dalam konserpasi tanah harus mengarah pada ketentuan sebagai berikut.:
a. Melindungi tanah dari hantaman air hujan denagn penutup permukaan tanah.
b. Mengurangi aliran permukaan dengan meningkatkan kapasitas infiltrasi.
c. Meningkatkan stabilitas agregat tanah.
d. Mengurangi kecepatan aliran permukaan.


Metode konservasi tanh dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
a. Konvervasi secara agronomis adalah kanservasi dengan memampatkan vegetasi dan sisa tanaman untuk mengurangi laju kerusakan lapisan tanah paling atas.
b. Konservasi secara mekanis adalah konservasi tanah yang prinsipnya berupaya mengurangi banyak yang hilang akibat erosis.
c. Konservasi secara kimiawi adalah konservasi tanah dengan memampaatkan bahan bahan kimia. Bertujuan memperbaiki kemampatkan struktur tanah.

UMPAN BALIK
1. Sebutkan satu contoh fungsi hutan!
2. Sebutkan jenis-jenis erosi tanah!
3. Sebutkan ciri-ciri erosi tanah!
4. Bagaimana unsur hara dapat hilang akibat erosi?
5. Apakah yang dimaksutdengan konservasi kimiawi?

Lengkapilah rinkasan materi pelajaran pada bagian ini dengan mengisi titik-titik yang telah di sediakan.
Dinamika litosfer
A. struktur lapisan litosfer
litosfer adalah....
litosfer tersusun atas 2 lapisan, yaitu....
B. batuaan pembentuk permukaan bumi
induk batu yang membentuk litosfer adalah....
berdasarkan proses terjadinya batuan dibedaan menjadi 3, yaitu....
C. tenaga pengubah bentuk permukaan bumi
permukaan bumi selalu berubah karena adanya tenaga...
berdasarkan asalnya tenaga geologi dibedakan menjadi 2, yaitu....dan....
1. tenaga endogen terdiri dari...
2. tenaga exsogen terdiri dari...
di indonesia terdiri dari 2 pegunungan.
1. Sirkum...bermula di...
2. Sirkum...bermula di...
D. Bentuk lahan berdasarkan ketinggian
Contoh bentang alam berdasarkan ketinggianya adalah....

E. Degradasi lahan dan danfak terhadap lingkungan
Degradasi lahan adalah....
F. Pegertian tanah
5 komponen penyusun tanah adalah...
1. Bahan induk tanah
Bahan mineral pembentuk tanah terdiri dari...
2. Foktor-foktor yang berperan dalam pembentukan tanah adalah...
3. Profil tanah....
G. Tanah di Indonesia
1. Pembentukaan tanah
Proses terbentuknya tanah di Indonesia diawali dengan...
2. Jenis-jenis tanah di Indonesia
a. Tanah gambut terbentuk dari sisa tanaman dan binatang.
b. ....
c. ....
d. ....
e. ....
H. Kerusakan tanah
1. Erosi tanah.
Erosi tanah adalah....
Macam-macam erosi tanah...
2. Pengaruh erosi tanah terhadap kesuburan tanah
Ciri-ciri penurunan tingkat kesuburan tanah adalah...
3. Mengurangi atau mencegah kerusakan tanah
4. Konservasi adalah....
Strategi dan konservasi tanah...
a. ....
b. ....
c. ....
d. ....
Metode konservasi tanah dilakukan dengan 3 cara.
a. ....
b. ....
c. ....




Latihan kopetensi
A.Pilih jawaban yang tepat

1. Gerakan dengan arah ke bawah menyebabkan daratan mengalami penurunan dan seolah-olah permukaan laut naik adalah....
a. Epirogenesa negatif
b. Epirogenesa positif
c. Orogenesa
d. Gempa bumi
e. Epirogenesa
2. Magma yang bersifat asam banyak mengandung mineral....
a. Besi
b. Alumunium
c. Magnesium
d. Logam
3.Hiposentrum adalah....
a. Pusat terjadinya gempa bumi terletak di bagian bumi lapisan dalam.
b. Pusat gempa yang terletak di permukaan bumi.
c. Alat pencatat gempa yang terdiri atas sesmograf dalam bentuk grafik pada fita.
d. Gambar getaran bumi yang di catat oleh seismograf dalam bentuk grafik pada bita.
e. Daerah yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa.
4. Gunung api yang karakteristik letusanya mengeluarkan lava kental dengan tekanan gas yang tinggi dan berasal dari dapur magma yang dalam termasuk tipe....
a. Merapi
b. Vulkano
c. Perret
d. Pelee
e. Hawaii


5.Berikut ini merupakan bentuk-bentuk endapan fluvial, kecuali....
a. Delta kaki burung
b. Delta cembung
c. Bantaran sungai
d. Tombolo
e. Gosong
6.Bar merupakan bentuk endapan....
a. Fluvial
b. Marine
c. Aeolis
d. Sungai
e. Air
7.Menurut proses terjadinya, marmer termasuk batuan....
a. Metamorf kontak
b. Metamorf dinamo
c. Metamorfpneumatolitis
d. Sendimen
e. Beku luar
8.Berikut ani yang merupakan batuan beku luar adalah....
a. Diorit dan gabro
b. Grabnit dan andensit
c. Seinet dan basalt
d. Diorid dan basalt
e. Gabro dan andesit
9.Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batuan malihan adalah....
a. Suhu dan volum
b. Suhu dan tekanan
c. Tekanan
d. Suhu
e. Tekanan dan volum
10.Tanah adalah lapisan bumi yang tipis yang letaknya....
a. Pling bawah
b. Paling atas
c. Di tengah
d. Di selubung luar
e. Di inti luar

11.Batuan mineral bukan baku sebagai bahan induk pembentuk tanah adalah....
a. Basalt
b. Endapan glasir
c. Andesit
d. Diorit
e. granit
12.bakteri yang bersifat saprofitis yang bertugas menghancurkan bahan-bahan yang telah lapuk dan menjadikan makan atas bahan yang telah hakus adalah bakteri....
a. heterotrof
b. autotrof
c. ganggang
d. ganggang kersik
e. ganggang hijau
13.faktor yang berperan dalam pembentukan tanah dengan menambah tingkat kesuburan tanah melalui sisa-sisa tumbuhan yang ditingalkan adalah....
a. protozoa
b. serangga tanah
c. cacing tanah
d. bakteri
e. cendawa
14.berdasarkan sejarah waktu geologi, pembentukan tanah di indonesia di awali dengan tergengnya....
a. paparan sunda
b. paparan sahul
c. daratan
d. pesisir samudra hindia
e. daratan tengah indonesia
15.tanah andosol banyak terdafat di pulau sumatra dan jawa karena....
a. dilalui oleah sirkum mediteranial
b. banyak terdapat gunung berapi
c. tempat bertemunya lempengan eurasia dan india-australia
d. dilalui oleh busur laut
e. pengaruh iklim tropis
16.tingkat kesuburan tanah menjdi turun akibat....
a. terkumpulnya garam di daerah perakaran
b. terjadinya penjenuhan oleh air
c. terkumpul unsur atau senyawa yang menjadi racun bagi tanah
d. hilangnya unsur hara di daerah perakaran
e. terkumpulnya unsur hara dan bahan organik ke lapisan bawah
17.erosi tanah dapat terjadi karena....
a. terjadi aliran permukaan yang sangat deras
b. tidak ada aliran yang epektif
c. tida ada batuan yang kendap air
d. terjadinya water logging
e. tida ada pegetasi penutup lahan
18.pengikisan lapisan tanah yang paling atas sehinga mengurangi ketebalan tanah adalah jenis erosi...
a. percik
b. lembar
c. alur
d. parit
e. perumahan
19rusaknya pori-pori tanah akibat terjadinya erosi berpengaruh pada....
a. penurunan kapasitas infiltrasi
b. perubahan profil tanah
c. perubahan struktur tanah
d. penghanyutan partikel tanah
e. lenyapnya unsur hara





a. Horst
b. Episentrum
c. Astenosfer
d. Abrasi
e. Glasial
f. Litosfer
g. Graben
h. Deflasi
i. Loss
j. Serangga tanah
k. Sumatra
l. Tekstur
m. Basalt
n. Protozoa
o. Air
p. Sulawesi
B. isilah sesuai jawaban yang telah di sediakan!

1. Lapisan bumi yang paling luar adalah....
2. Batuan sedimen yang terjadi di daerah es adalah batuan....
3. Tanah turun yang terjadi di daerah patahan di sebut....
4. Pusat gempa yang berada di permukaan bumi di sebut....
5. Erosi yang dilakukan oleh laut di sebut....
6. Salah satu komponen penyusun tanah adalah....
7. Faktor yang membantu pembentukan tanah dan berada di dalam tanah yang banyak terdafat sisa bahan organis adalah....
8. Tanah gambut banyak terdapat di pulau....
9. Faktor tanah yang mempengaruhi erosi adalah....





Soal pemahaman
Jawab pertanyaan berikut!

1. Mengapa batas-batas lempeng tektonik disebut batas tektonik aktif?
2. Bagaimanakah terbentuknya pegunugan himalaya?
3. Jelaskan terjadinya gempa bumi tektonik?
4. Mengapa di Indosnesia banyak gunung api?
5. Apa yang di hasilkan dari adanya aktifitas lempeng tektonik?

Read More..

Semangat Kebangsaan

SEMANGAT KEBANGSAAN
1.1 SIKAP SEMANGAT KEBANGSAAN
Setiap warga negara dari suatu negara, sudah barang tentu memiliki keterikatan emosional dengan negara yang bersangkutan sebagai wujud rasa bangga dan memiliki bangsa dan negaranya. Perasaan bangga dan memiliki terhadap bangsanya, akan mampu melahirkan sikap rela berkorban untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan serta kedaulatan negara. Hal ini merupakan bentuk keterikatan kepada tanah air, adat istiadat leluhur, serta penguasa setempat yang menghiasi rakyat/warga setempat sejak lama atau disebut dengan ”semangat kebangsaan”.


Semangat kebangsaan bagi warga negara, harus dapat dijadikan motivasi spiritual dan horizontal dalam mencapai kemajuan dan kejayaan bangsa, menjaga keutuhan serta persaudaraan antar sesama. Dengan mengerti dan memahami pentingnya semangat kebangsaan bagi setiap warga negara, kita diharapkan mampu melahirkan jiwa nasionalisme dan patriotisme dengan tetap menjunjung tinggi sikap-sikap sebgai berikut:
a. Mengedepankan keserasian, keselarasan, dan keharmonisan hidup yang dilandasi oleh nilai – nilai ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
b. Mengemukakan kepentngan dan keselamaan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan,
c. Menunjukan kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara,
d. Mengedepankan sikap berkeadilan sosial dalam hidup berbangsa dan bernegara,
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai peersatuan, persaudaraan, kebersamaan, dan keharmonisan dengan sesama,
f. Menghargai Hak Asasi Manusia (HAM), tidak diskriminatif dan bersikaf demokratis,
g. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan keadaban manusia.

1.1.1 Rasa Kebangsaan

Rasa kebangsaan adalah salah satu bentuk rasa cinta yang melahirkan jiwa kebersamaan pemiliknya. Untuk satu tujuan yang sama, mereka membentuk lagu, bendera, dan lambang. Untuk lagu ditimpali dengan genderang yang berpengaruh dan trompet yang mendayu-dayu sehingga lahirlah berbagai rasa. Untuk bendera dan lambang dibuat bentuk serta warna yang menjadi cermin budaya bangsa sehingga menimbulkan pembelaan yang besar dari pemiliknya.
Dalam kebangsaan kita mengenal adanya ras, bahasa, agama, batas wilayah, budaya dan lain-lain. Tetapi ada pula negara dan bangsa yang terbentuk sendiri dari berbagai ras, bahasa, agama, serta budaya. Rasa kebangsaan sebenarnya merupakan sublimasi dari Sumpah Pemuda yang menyatukan tekad menjadi bangsa yang kuat, dihormati, dan disegani di antara bangsa-bangsa di dunia.

Wawasan Nusantara dalam kehidupan nasional yang mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan harus tercermin dalam pola pikir, pola sikap, serta pola tindak yang senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Wawasan Nusantara menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada setiap strata di seluruh wilayah negara, sehingga menggambarkan sikap dan prilaku, paham, serta semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi merupakan identitas atau jati diri bangsa Indonesia.

Ikatan niai-nilai kebangsaan yang selama ini terpatri kuat dalam kehidupan bangsa Indonesia yang merupakan pengejawantahan dari rasa cinta tanah air, bela negara, serta semangat patriotisme bangsa mulai luntur dan longgar bahkan hampir sirna. Nilai-nilai budaya gotong royong, kesediaan untuk saling menghargai, dan saling menghormati perbedaan, serta kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa yang dahulu melekat kuat dalam sanubari masyarakat yang dikenal dengan semangat kebangsaannya sangat kental terasa makin menipis.

1.1.2 Paham Kebangsaan

Paham kebangsaan merupakan pemahaman rakyat serta masyarakat terhadap bangsa dan negara Indonesia yang diproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Uraian rinci tentang paham kebangsaan Indonesia sebagai berikut.

Pertama, “atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa” pada 17 Agustus !945, Bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia lahirlah sebuah bangsa yaitu “Bangsa Indonesia”, yang terdiri atas bermacam-macam suku, budaya, etnis, dan agama.
Kedua, bagaimana mewujudkan masa depan bangsa ? Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah mengantarkan rakyat Indonesia menuju suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Uraian tersebut adalah tujuan akhir bangsa Indonesia yaitu mewujudkan sebuah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mewujudkan masa depan bangsa Indonesia menuju ke masyarakat yang adil dan makmur, pemerintah telah melakukan upaya-upaya melalui program pembangunan nasional baik fisik maupun nonfisik.

1.2 MENUNJUKKAN SEMANGAT KEBANGSAAN

1.2.1 Nasionalisme

Nasionalisme berasal dari kata nation ( bangsa ). Nasionalisme adalah suatu gejala psikologis berupa rasa persamaan dari sekelompok manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu wilayah tertentu dan memiliki rasa persatuan yang timbul karena kesamaan pengalaman sejarah, serta memiliki cita-cita bersama yang ingin dilaksanakan di dalam negara yang berbentuk negara nasional.

1. Unsur-Unsur Nasionalisme

Semangat kebangsaan ( nasionalisme ) yang ada pada diri seseorang tidak datang dengan sendiri, tetapi dipengaruhi oleh unsur-unsur sebagai berikut:
a. Perasaan nasional
b. Watak nasional
c. Batas nasional ( yang memberikan pengaruh emosional dan ekonomis pada diri individu ).
d. Bahasa nasional
e. Peralatan nasional
f. Agama

2. Timbulnya Nasionalisme

Nasionalisme muncul dibelahan negara-negara dunia. Akan tetapi, faktor penyebab timbulnya nasionalisme di setiap benua berbeda.
Nasionalisme Eropa muncul disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Munculnya paham rasionalisme dan romantisme.
b. Munculnya paham aufklarung dan kosmopolitanisme.
c. Terjadinya revolusi Prancis.
d. Reaksi atau agresi yang dilakukan oleh Napoleon Bonaparte.
Nasionalisme Asia muncul disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Adanya kenangan akan kejayaan masa lampau.
b. Imperalisme
c. Pengaruh paham revolusi Prancis.
d. Adanya kemenangan Jepang atas Rusia.
e. Piagam Atlantic charter.
f. Timbulnya golongan terpelajar.

3. Prinsip Nasionalisme

a. prinsip kebersamaan
Penerapan prinsip kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari menuntut setiap warga negara agar memiliki sikap ”pengendalian diri” untuk mengarahkan aktifitasnya menuju kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang. Nilai kebersamaan menuntut setiap warga negara untuk menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentinganpribadi atau golongan.
b. prinsip persatuan dan kesatuan
Prinsip persatuan dan dan kesatuan terewajantahkan dalam bentuk kesetiaan/loyalitas yang tinggi hanya untuk kepentingan pribadi atau golongan yang dapat menimbulkan pepercahan dan anarkis (merusak). Untuk tetap tegaknya prinsip persatuan dan kesatuan, setiap warga negara harus mampu mengedepankan sikap: kesetiakawanan sosial, peduli terhadap sesama, solidaritas, dan berkeadilan sosial.
c. prinsip demokratis
Prinsip demokratis memandang bahwa setiap warga negara mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Karena hakikat semangat kebangsaan adalah adanya tekat untuk hidup bersamayang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara yang tumbuh dan berkembang dari bawah unuk bersedia hidup sebagai bangsa dan negara yang tumbuh dan berkembang dari bawah untuk bersedia hidup sebagai bangsa yang bebas, merdeka, bersatu, berkedaulatan, adil, dan makmur.

4. Tujuan Nasionalisme

Pada dasarnya nasionalisme yang muncul dibanyak negara memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan musuh dari luar sehingga melahirkan semangat rela berkorban.
b. Menghilangkan Ekstremisme ( tuntutan yang berlebihan ) dari warga negara ( individu dan kelompok ).

5. Akibat Nasionalisme

Nasionalisme yang muncul di beberapa negara membawa akibat yang beraneka ragam. Akibat munculnya nasinalisme di beberapa negara adalah sebagai berikut:
a. Timbulnya negara nasional ( national state )
b. Peperangan
c. Imprialisme
d. Proteksionisme
e. Akibat sosial

6. Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme di Indonesia

Munculnya nasionalisme pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh faktor dari dalam ( intern ) dan faktor dari luar ( ekstern ).
Faktor intern yang memengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Timbulnya kembali golongan pertengahan, kaum terpelajar.
b. Adanya penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat dalam berbagai bidang kehidupan
c. Pengaruh golongan peranakan
d. Adanya keinginan untuk melepaskan diri dari imperialisme
Faktor ekstern yang memengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Faham-faham modern dari Eropa ( liberalisme, humanisme, nasionalisme, dan komunisme )
b. Gerakan pan-islamisme
c. Pergerakan bangsa terjajah di Asia
d. Kemenangan Rusia atas Jepang

1.2.2 Patriotisme
Patriotisme adalah sikap dan perilaku seseorang yang dilakukan dengan penuh semangat rela berkorban untuk kemerdekaan, kemajuan, kejayaan, dan kemakmuran bangsa. Patriotisme berasal dari kata patriot dan isme yang merupakan kepahlawanan atau jiwa pahlawan.

1. Ciri-ciri patriotisme

Seseorang yang memiliki sikap dan perilaku patriotik ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut:
a. Rasa cinta pada tanah air
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
c. Menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
d. Berjiwa pembaharu
e. Tidak mudah menyerah

2. Pengejawahan patriotisme

a. pada masa darurat (perang)
Merupakan perjuangan melawan penjajah untuk mewujudkan kemerdekaan, kedaulatan, dan martabat bangsa dan negara. Setiap warga negara yang mampu, berusaha mengangkat senjata, ikut bertempur secara fisik di medan perang. Mereka yang lain, menjadi petugas dapur umum, menolong yang terluka/meninggal, atau memberi sumbangan dalam bentuk harta benda, dan lain-lain. Semua kegiatan tersebut, merupakan bukti sikap patriotik yang didasari oleh rasa cinta tanah air atau semangat nasionalisme sebagai warga bangsa.
b. pada masa damai (pasca kemerdekaan)
Setiap warga negara yang tidak mengalami masa perang (pascakemerdekaan), dapat mewujudkan semangat patriotisme yang dilandasi oleh rasa nasionalisme dengan cara, antara lain: menegakkan hukum dan kebenaran, meningkatkan kemampuan diri secara optimal, memajukan pendidikan dengan memberantas kebodohan dan kemiskinan, memelihara persaudaraan dan persatuan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain-lain.

Konsep patriotik tidak selalu terjadi dalam lingkup bangsa dan negara, tetapi juga dalam lingkup sekolah dan desa atau kampung. Kita mungkin menemukan seorang siswa atau masyarakat berbuat sesuatu yang mempunyai arti sangat besar bagi sekolah atau bagi lingkungan desa atau kampung.

1.3 PENERAPAN SEMANGAT KEBANGSAAN
Pembahasan tentang patriotisme, tidak dapat dipisahkan dengan nasionalisme, karena keduanya merupakan perwujudan semangat kebangsaan. Para penyelenggara negar dituntut memiliki kemampuan dalam upaya menegakkan kebenaran dan keadilan serta mengantisipasi berbagai ancaman terhadap negara baik dari dalam (separatisme, konflik antarsuku, anarkisme, korupsi, narkoba, dan lain-lain) maupun dari luar (intervensi, agresi, propoganda yang mendiskreditkan, dan lain-lain) demi keutuhan negara dan kepentingan rakyatnay. Semangat kebangsaan harus diimbangi dengan nilai-nilai religius dan pengendalian diri agar tidak menimbulkan perpecahan, karena saling merasa bahwa negara dan bangsanya dianggap paling penting untuk diperjuangkan. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melakukan sikap semangat kebangsaan dengan cara:
1. Keteladanan
Keteladan atau ”teladan”, merupakan sikap dan perilaku yang patut dicontoh atau ditiru karena perkataan dan perbuatannya. Keteladanan dapat diberikan di berbagai lingkungan seperti rumah ( Keluarga), sekolah, instansi pemerintah dan swasta, dan masyarakat luas. Keteladanan bisa dimulai dari hal-hal kecil atau diri sendiri.
2. Pewarisan
Pewarisan atau ”warisan”, merupakan cara atau proses menurunkan, memberikan atau menyerahkan sesuatu kepada pihak lain. Pewarisan semangat kebangsaan adalah cara-cara menurunkan nilai-nilai, sikap, dan perilaku terpuji kepada generasi berikutnya.
3. Ketokohan
Ketokohan atau ”tokoh”, merupakan sosok seseorang yang terkenal dan disegani karena pengaruhnya sangat besar di dalam masyarakat. Dalam semangat kebangsaan, ketokohan, perlu dijadikan sandaran pedoman (referensi) guna memberikan motivasi dan semangat bagi generasi muda.

Read More..

Tata Surya

1.1 PENGERTIAN TATA SURYA
Tata surya adalah suatu sistem tertentu dengan matahari sebagai pusatnya dan benda-benda angkasa lain yang mengitarinya. Sebuah tata surya terdiri dari satu Matahari dan semua benda angkasa yang beredar mengelilinginya. Matahari adalah bintang yang menghasilkan cahayanya sendiri. Benda yang mengedari bintang dinamakan planet. Sebagian besar planet memiliki satelit (bulan) yang berjalan mengelilinginya. Dalam tata surya kita semuanya terdapat sembilan planet yang mengedari matahari. Sebuah planet dapat dibagi menjadi dua kelompok: planet besar serta planet kecil. Merkurius, Venus, Bumi dan mars membentuk kelompok empat planet yang kecildan sejenis bumi. Keempat planet ini terdiri dari materi yang kerapatan rata-ratanya empat atau lima kali kerapatan air. Yupiter, Saturnus dan Neptunus jauh lebih besar daripada planet-planet sejenis Bumi. Jari-jari Yupiter lebih dari sebelas kali jari-jari Bumi, dan volumenya kira-kira 1320 kali lebih besar. Saturnus mempunyai jari-jari 60400 km; ini hampir 10 kali jari-jari Bumi.Yupiter serta Saturnus mempunyai banyak satelit. Uranus mempunyai jari-jari yang panjangnya 23700 km, sedangkan Neptunus mempunyai jari-jari 22300 km.


1.2. AWAL DARI TATA SURYA
1.2.1. TEORI AWAL DARI TATA SURYA
Sebuah teori lahir dari keingintahuan akan suatu kejadian atau keadaan. Tidak mudah untuk mempercayai sebuah teori baru, apalagi jika teori tersebut lahir ditengah kondisi masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Tapi itulah kenyataan yang harus dihadapi oleh para ilmuwan di awal-awal penemuan mereka.
Hal utama yang dihadapi untuk mengerti lebih jauh lagi tentang Tata Surya adalah bagaimana Tata Surya itu terbentuk, bagaimana objek-objek didalamnya bergerak dan berinteraksi serta gaya yang bekerja mengatur semua gerakan tersebut. Jauh sebelum Masehi, berbagai penelitian, pengamatan dan perhitungan telah dilakukan untuk mengetahui semua rahasia dibalik Tata Surya.
Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia Tengah, khususnya dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat Yunani ditemukan bahwa selain objek-objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga objek-objek yang mengembara dan dinamakan planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari bahwa Matahari, Bumi, dan Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya mereka memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih tapi Phytagoras (572-492 BC) menyatakan semua benda langit berbentuk bola (bundar).
Sampai dengan tahun 1960, perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam dua kelompok besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton.
1. Permulaan Perhitungan Ilmiah
Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus dari Samos (310-230 BC). Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-Matahari dan mencari perbandingan jarak dari Bumi-Matahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus juga merupakan orang pertama yang menyimpulkan Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran yang menjadi titik awal teori Heliosentrik. Jadi bisa kita lihat kalau teori heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus. Namun jauh sebelum itu, Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori heliosentris tersebut.
Pada era Alexandria, Eratoshenes (276-195BC) dari Yunani berhasil menemukan cara mengukur besar Bumi, dengan mengukur panjang bayangan dari kolom Alexandria dan Syene. Ia menyimpulkan, perbedaan lintang keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan revolusi. Hasil perhitungannya memberi perbedaan sebesar 13% dari hasil yang ada saat ini.
2. Ptolemy dan Teori Geosentrik
Ptolemy (c 150AD) menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap bumi. Dan teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi, sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak. Yang pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu tahun pada titik yang disebut deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat pada deferent.
3. Teori heliosentrik dan gereja
Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang secara terang-terangan menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak mengeliinginya dalam orbit lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik. Teori heliosentrik disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja.
Tapi dikemudian hari setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada akhir abad ke-16 filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan Matahari dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia yang berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang menganggap manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.
4. Lahirnya Hukum Kepler
Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang Teori Heliosentrik, tidak semua orang setuju dengannya. Salah satunya, Tycho Brahe (1546-1601) dari Denmark yang mendukung teori matahari dan bulan mengelilingi bumi sementara planet lainnya mengelilingi matahari. Tahun 1576, Brahe membangun sebuah observatorium di pulau Hven, di laut Baltic dan melakukan penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke Prague pada tahun 1596.
Di Prague, Brahe menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel gerak planet dengan bantuan asistennya Johannes Kepler (1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah data yang ditinggalkan Brahe dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan elliptik.
Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat ini yaitu ;
1. Planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.
2. Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama.
3. Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata dari matahari.
Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku, diantaranya adalah Epitome of The Copernican Astronomy dan segera menjadi bagian dari daftar Index Librorum Prohibitorum yang merupakan buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam daftar ini juga terdapat publikasi Copernicus, De Revolutionibus Orbium Coelestium.
5. Awal mula dipakainya teleskop
Pada tahun 1608, teleskop dibuat oleh Galileo Galilei (1562-1642), .Galileo merupakan seorang professor matematika di Pisa yang tertarik dengan mekanika khususnya tentang gerak planet. Ia salah satu yang tertarik dengan publikasi Kepler dan yakin tentang teori heliosentrik. Dengan teleskopnya, Galileo berhasil menemukan satelit-satelit Galilean di Jupiter dan menjadi orang pertama yang melihat keberadaan cincin di Saturnus.
Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya mengenai teori heliosentrik adalah masalah fasa Venus. Berdasarkan teori geosentrik, Ptolemy menyatakan venus berada dekat dengan titik diantara matahari dan bumi sehingga pengamat dari bumi hanya bisa melihat venus saat mengalami fasa sabit.
Tapi berdasarkan teori heliosentrik dan didukung pengamatan Galileo, semua fasa Venus bisa terlihat bahkan ditemukan juga sudut piringan venus lebih besar saat fasa sabit dibanding saat purnama. Publikasi Galileo yang memuat pemikirannya tentang teori geosentrik vs heliosentrik, Dialogue of The Two Chief World System, menyebabkan dirinya dijadikan tahanan rumah dan dianggap sebagai penentang oleh gereja.
6. Dasar yang diletakkan Newton
Di tahun kematian Galileo, Izaac Newton (1642-1727) dilahirkan. Bisa dikatakan Newton memberi dasar bagi pekerjaannya dan orang-orang sebelum dirinya terutama mengenai asal mula Tata Surya. Ia menyusun Hukum Gerak Newton dan kontribusi terbesarnya bagi Astronomi adalah Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum Gravitasi Newton memberi penjelasan fisis bagi Hukum Kepler yang ditemukan sebelumnya berdasarkan hasil pengamatan. Hasil pekerjaannya dipublikasikan dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun.
Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk didalamnya teori monistik dan teori dualistik. Teori monistik menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang sama. Sedangkan teori dualistik menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.
1.2.2. TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA AWAL ABAD KE-20
Perkembangan teori pementukan Tata Surya pada dekade terakhir abad ke-19 dan dekade pertama abad ke-20, didominasi oleh 2 orang Amerika yakni Thomas Chamberlin (1843-1928) dan Forest Moulton (1872-1952). Dalam membangun teorinya, mereka melakukan komunikasi secara konstan, bertukar pemikiran dan menguji ide-ide yang muncul, namun publikasi atas karya besar mereka dilakukan secara terpisah.
Pada tahun 1890-an, Chamberlin menawarkan solusi untuk teori nebula Laplace. Ia menawarkan adanya satu akumulasi yang membentuk planet atau inti planet (objek kecil terkondensasi diluar materi nebula) yang kemudian dikenal sebagai planetesimal. Menurut Chamberlin, planetesimal akan bergabung membentuk proto planet. Namun karena adanya perbedaan kecepatan partikel dalam dan partikel luar, dimana partikel dalam bergerak lebih cepat dari partikel luar, maka objek yang terbentuk akan memiliki spin retrograde.
Walaupun ide planetesimal ini cukup baik, sejak tahun 1900 Chamberlin dan Moulton mengembangkan teori alternatif untuk pembentukan planet. Keduanya mengembangkan teori tentang materi yang terlontar dari bintang membentuk nebula spiral. Nebula spiral ini tidak diketahui asalnya dan berhasil dipotret oleh para pengamat. Menurut mereka, materi yang terlontar ini bisa membentuk planet yang akan mengitari bintang induknya. Tapi ide ini kemudian mereka tolak karena orbit yang mereka dapatkan terlalu eksentrik/lonjong.
Chamberlin kemudian membangun teori baru yang melibatkan erupsi matahari. Ia memberikan kemungkinan bahwa spiral nebula merupakan hasil interaksi pemisahan dari bintang yang berada dalam proses erupsi dengan bintang lainnya. Teori ini membutuhkan matahari yang aktif dengan prominensa yang masif. Namun sayangnya gaya pasang surut bintang yang berinteraksi dengan matahari hanya mampu menahan materi prominensa di luar matahari tapi tidak mampu memindahkan materi dari matahari. Untuk itu dibutuhkan jarak matahari-bintang lebih besar dari limit Roche untuk matahari dan massa masif yang lebih besar dari massa matahari untuk bintang lainnya.
1. Teori Pasang Surut Jeans
Astronomi Inggris, James Jeans (1877-1946) mengemukakan Tata Surya merupakan hasil interaksi antara bintang lain dan matahari. Perbedaan ide yang ia munculkan dengan ide Chamberlin – Moulton terletak pada absennya prominensa. Menurut Jeans dalam interaksi antara matahari dengan bintang lain yang melewatinya, pasang surut yang ditimbulkan pada matahari sangat besar sehingga ada materi yang terlepas dalam bentuk filamen. Filamen ini tidak stabil dan pecah menjadi gumpalan-gimpalan yang kemudian membentuk proto planet. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang proto planet memiliki momentum sudut yang cukup untuk masuk kedalam orbit disekitar matahari. Pada akhirnya efek pasang surut matahari pada proto planet saat pertama kali melewati perihelion memberikan kemungkinan bagi proses pembentukan planet untuk membentuk satelit.
Pada model ini tampaknya spin matahari yang lambat dikesampingkan karena dianggap matahari telah terlebih dahulu terbentuk sebelum proses pembentukan planet. Selain itu tanpa adanya prominensa maka kemiringan axis solar spin dan bidang orbit matahari-bintang tidak akan bisa dijelaskan.
Tahun 1919, Jeans memperbaharui teorinya. Ia menyatakan bahwa saat pertemuan kedua bintang terjadi, radius matahari sama dengan orbit Neptunus. Pengubahan ini memperlihatkan kemudahan untuk melontarkan materi pada jarak yang dikehendaki. Materinya juga cukup dingin, dengan temperatur 20 K dan massa sekitar ½ massa jupiter. Harold Jeffreys (1891-1989) yang sebelumnya mengkritik teori Chamberlin-Moulton juga memberikan beberapa keberatan atas teori Jeans. Keberatan pertamanya mengenai keberadaan bintang masif yang jarang sehingga kemungkinan adanya bintang yang berpapasan dengan matahari pada jarak yang diharapkan sangatlah kecil.
Tahun 1939, keberatan lain datang dari Lyman Spitzer (1914-1997). Menurutnya jika matahari sudah berada dalam kondisi sekarang saat materinya membentuk Jupiter maka diperlukan materi pembentuk yang berasal dari kedalaman dimana kerapatannya sama dengan kerapatan rata-rata matahari dan temperatur sekitar 106 K. Tapi jika harga temperatur ini dipakai dalam persamaan untuk massa kritis jeans, maka massa minimum Jupiter menjadi 100 kali massa Jupiter saat ini.
2. Teori Big Bang
Kepercayaan atas awal dari semesta merupakan hal yang mendasar bagi kebanyakan agama dan juga bagi sains. Teori Big Bang atau Ledakan Besar, yang menyatakan bahwa alam semesta berawal sekitar 13.7 milyar tahun yang lalu, bersama dengan ruang dan waktu, diperkirakan merupakan penjelasan terbaik secara sains bagaimana alam semesta dimulai.
Pada tahun 1922, meteorologiwan dan matematikus asal Rusia, Alexander Friedman menggunakan teori Relativitas Umum Einstein untuk menyusun sebuah model dari perluasan/pengembangan alam semesta. Seorang kosmologiwan dan rohaniwan asal Belgia, George Lemaitre secara indipenden melakukan hal yang sama pada tahun 1927 dan memberikan nama bagi kondisi awal alam semesta yang sangat kecil sekali tersebut sebagai “atom primodial”. Pada tahun 1946, fisikawan Rusia-Amerika, George Gamow mampu mempertunjukkan 300 ribu tahun pertama dari eksistensi alam semesta, suhunya, dan kepadatan yang begitu besar yang tidak satupun struktur yang ada sekarang bisa eksis dan yang hanya berisi partikel-partikel elemen dan radiasi.
Menurut teori, awal bagi “ledakan besar” adalah tidak ada apapun; saat dan setelah momen (“ledakan besar”) tersebut barulah ada sesuatu, yaitu alam semesta kita. Oleh karena itu, teori Ledakan Besar adalah suatu usaha untuk menjelaskan apa yang terjadi saat dan setelah momen (setelah “ledakan besar”) tersebut. Jika alam semesta kita berawal dari sesuatu yang sangat kecil sekali, sangat panas, ketunggalan yang sangat padat, lalu dari manakah asal dari ketunggalan ini? Teori Ledakan Besar tidak mampu menjelaskan hal ini.
Teori Ledakan Besar juga dianut oleh banyak ahli teologi di Eropa seperti Paus Pius XII. Pada tahun 1951, Paus Pius XII menghubungkan perkataan Tuhan dalam Kitab Kejadian, “Jadilah terang,” untuk menyebut ledakan yang terjadi pada “ledakan besar” dan sejak saat itu, teori Ledakan Besar menjadi teori yang populer sebagai teori awalnya semesta.
Apakah mungkin bagi ilmuwan Buddhis dari suku Sinhala di Sri Lanka mengusung sebuah teori yang akan menjelaskan mengenai alam semesta? Menurut Buddhisme, ruang dan waktu hanyalah konsep yang diciptakan oleh persepsi kita terhadap dunia, dan tidak ada eksistensi yang terlepas dari persepsi kita. Dengan kata lain, mereka adalah hal yang tidak “nyata”.
Gagasan akan sebuah permulaan waktu yang mutlak merupakan sebuah kecacatan, menurut pemikiran Buddhis. Umat Buddha juga tidak mempercayai adanya awal waktu dan ruang yang nyata yang muncul tanpa sebab-sebab atau kondisi-kondisi. Dengan kata lain, tidak ada sesuatu pun yang dapat memulai dari awal untuk eksis atau berhenti untuk eksis. Yang ada hanyalah perubahan. Teori seperti Ledakan Besar pastilah semata-mata sebuah episode dari suatu rangkaian berkelanjutan yang tanpa sebuah awal ataupun sebuah akhir.
Buddhisme mengangap bahwa fenomena tidaklah benar-benar “lahir”, artinya mereka terlepas dari ketidakberadaan untuk menjadi keberadaan. Mereka eksis hanyalah dalam istilah relatif atau istilah umum/konvensional (sammuthi-sacca). Kebenaran konvensional muncul dari pengalaman kita akan dunia, dari cara biasa yang kita terima, yaitu, dengan menganggap segala sesuatu itu eksis secara obyektif. Buddhisme mengatakan bahwa persepsi-persepsi seperti itu adalah menyesatkan dan pada akhirnya fenomena tidak memiliki keberadaan yang hakiki. Ini adalah “kebenaran mutlak” (paramattha-sacca). Dalam pemahaman ini, pertanyaan akan penciptaan menjadi sebuah masalah yang sumbang semenjak gagasan akan penciptaan itu sendiri hanya diperlukan dalam sebuah dunia objektif.
Namun, hal ini tidak menghalangi kita dari menciptakan sebuah teori bagi alam semesta dalam dunia konvensional selama kita menyadari akan perbedaan antara sammuthi-sacca dan paramattha-sacca.
Teori alam semesta kita dapat berdasarkan pada konsep-konsep Buddhisme dari samvatta-kappa, vivatta-kappa (Anguttara Nikaya, Agganna Sutta) dan paticca-samuppada. Vivatta-kappa dapat diartikan sebagai ekspansi (pengembangan) waktu dan samvatta- kappa dapat diartikan sebagai kontraksi (pengerutan) waktu. Perputaran waktu samvatta dan vivatta ini disebut kappa (kalpa dalam bahasa Sanskerta) yang secara kasar diartikan sebagai masa waktu yang tidak dapat diperkirakan atau masa waktu yang sangat lama.
Lebih jauh, perputaran waktu ini dibagi menjadi empat bagian: 1. Periode ekspansi/pengembangan (vivatta-kappa). 2. Periode dimana alam semesta tetap berada dalam kondisi pengembangan (vivatta-tthayi). 3. Periode kontraksi/pengerutan (samvatta-kappa), dan 4. Periode dimana alam semesta tetap dalam kontraksi/pengerutan (samvatta-tthayi). Dikatakan bahwa keempat periode tersebut masing-masing terdiri atau dibagi ke dalam 20 anatara-kappa. Dua puluh anatara-kappa sebanding dengan satu asankheyya-kappa (tak terhitung), dimana masing-masing keempatnya disebut asankheyya-kappa. Seluruh perputaran waktu (empat asankheyya-kappa) disebut dengan maha-kappa (kappa besar). Masa sekarang merupakan salah satu dari dua puluh antar-kappa dalam vivatta-tthayi (periode di mana alam semesta tetap berada dalam kondisi pengembangan).
Menurut Buddhisme alam eksistensi (kehidupan) dapat dibagi menjadi tiga dunia/alam (loka), alam tanpa wujud/materi (arupa-loka), alam wujud/materi (rupa-loka) dan alam napsu (kama-loka). Dikatakan bahwa para dewa yang tinggal, misalnya di alam brahma Abhassara memiliki panjang usia sekitar delapan maha-kappa dimana lebih lama dari satu masa perputaran dunia. Apakah ini berarti para dewa ini “eksis” di luar (dimanapun) dari alam semesta tiga dimensi (mungkin dimensi yang lebih tinggi lagi) seperti yang kita ketahui? Mungkinkah alam-alam ini merupakan alam semesta yang berbeda atau yang banyak versi (bukan berarti kemungkinan adanya banyak alam semesta, tetapi mengajukan kemungkinan adanya hubungan ruang dan waktu antara alam yang berbeda) ?
Dalam teori kita, perputaran/siklus semesta (bukan berarti berputar atau mengalami pengulangan) dapat digambarkan sebagai pembagian empat periode: pembentukan, keberlangsungan, kehancuran dan masa kondisi tidak bermanifestasi yang mungkin merupakan kondisi jedah antara dua alam semesta. Siklus ini tidak berakhir maupun berawal. Periode keempat, samvatta-tthayi (periode pengerutan), dapat dianggap sebagai sebuah masa dimana alam semesta mengalami keabsenan (tidak muncul). Skenario dimana suatu saat alam semesta akan mengalami keruntuhan ke dalam dirinya sendiri merupakan hal yang jauh dari pembuktian secara ilmiah. Kita dapat mengatakan bahwa alam semesta mengalami pengembangan dan mencapai sebuah volume yang maksimal dan kemudian mengalami pengerutan sampai volume yang minimal. Mungkin terdapat kondisi jedah yang dapat digambarkan sebagai laju percepatan pengembangan/pengerutan ataupun laju perlambatan pengembangan/pengerutan. Kita mungkin juga bisa menunjukkan volume, suhu, dan kepadatan alam semesta yang tidak akan menjadi tanpa batas pada titik manapun di dalam siklus tersebut seperti yang pernah diajukan oleh beberapa orang, tetapi mencapai sebuah keterbatasan.
Menurut astronomi modern, jika alam semesta memang memulai siklus lain, maka mereka akan berbeda semuanya. Alam semesta akan membentuk lebih banyak lagi energi, sehingga siklus yang baru akan bertahan lama dari siklus sebelumnya dan ukuran maksimal alam semesta akan menjadi lebih besar dan lebih besar lagi. Jika alam semesta tidak memiliki cukup materi untuk gravitasi untuk menghentikan pengembangannya, maka alam semesta akan terus mengembang sampai akhir waktu dan tidak akan mengalami siklus.
Kedua, jika pengembangan alam semesta dapat mengalami pengulangan, sejauh yang telah diamati, maka alam semesta harus memiliki materi lebih banyak lagi. Menurut para ilmuwan, menemukan berapa banyak materi yang dimiliki alam semesta adalah hal yang sulit semenjak adanya sejumlah besar “dark matter” (materi hitam) yang tidak mengeluarkan radiasi apapun dan memiliki medan gravitasi yang lemah. Observasi terbaru terhadap supernova atau ledakan bintang di galaksi lain nampaknya menunjukkan bahwa pengembangan alam semesta sebenarnya mengalami percepatan. Percepatan pengembangan ini menegaskan keberadaan “dark energy” (energi hitam) yang misterius. Jika ini masalahnya, maka alam semesta akan mengalami pengembangan selamanya yang mana berbeda dengan teori kita. Meskipun demikian teori-teori baru seperti model cyclic nampaknya sependapat dengan model kita. Gagasan baru ini nampaknya belum didukung oleh observasi.
Jika kita menggunakan konsep-konsep Buddhisme secara hati-hati dengan pengetahuan kita sekarang, suatu saat kita akan mampu mengajukan teori alam semesta dan evolusi kita sendiri, dan dalam prosesnya kita dapat menyumbang pemahaman yang berharga bagi sains modern. Dengan panduan Professor Nalin de Silva, purwarupa teori-teori kita nampaknya akan dituliskan dalam papan tulis di Universitas Kelaniya.

1.3. SISTEM TATA SURYA
1.3.1. SISTEM TATA SURYA
Di abad modern ini, banyak para ilmuan sering mengadakan penelitian, seperti penelitian di bidang astronomi. Dengan penelitian-penelitian di bidang astronomi, kita mampu mengenal tentang jagat raya.
1. Susunan Tata Surya
Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan planet-planet, meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi matahari. Susunan tata surya terdiri atas matahari, delapan planet, satelit-satelit pengiring planet, komet, asteroid, dan meteorid. Perhatikan Gambar 13.1 berikut ini.

Peredaran benda langit yang berupa planet dan benda langit lainnya dalam mengelilingi matahari disebut revolusi. Sebagian besar garis edarnya (orbit) berbentuk elips. Bidang edar planet-planet mengelilingi matahari disebut bidang edar, sedangkan bidang edar planet bumi disebut bidang ekliptika. Selain berevolusi benda-benda langit juga berputar pada porosnya yang disebut rotasi, sedangkan waktu untuk sekali berotasi disebut kala rotasi.
a. Matahari
Matahari merupakan pusat tata surya yang berupa bola gas yang bercahaya. Matahari merupakan salah satu bintang yang menghiasi galaksi Bima Sakti. Suhu permukaan matahari 6.000 derajat celsius yang dipancarkan ke luar angkasa hingga sampai ke permukaan bumi, sedangkan suhu inti sebesar 15-20 juta derajat celsius.
1. Matahari Sebagai Salah Satu Bintang
Benda langit di jagat raya ini jumlahnya banyak sekali. Ada yang dapat memancarkan cahaya sendiri ada juga yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri, tetapi hanya memantulkan cahaya dari benda lain. Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya sendiri (sumber cahaya). Matahari dan bintang mempunyai persamaan, yaitu dapat memancarkan cahaya sendiri. Matahari merupakan sebuah bintang yang tampak sangat besar karena letaknya paling dekat dengan bumi. Matahari memancarkan energi yang sangat besar dalam bentuk gelombang elektromagnet. Gelombang elektromagnet tersebut adalah gelombang cahaya tampak, sinar X, sinar gamma, sinar ultraviolet, sinar inframerah, dan gelombang mikro.
2. Sumber Energi Matahari
Sumber energi matahari berasal dari reaksi fusi yang terjadi di dalam inti matahari. Reaksi fusi ini merupakan penggabungan atom-atom hidrogen menjadi helium. Reaksi fusi tersebut akan menghasilkan energi yang sangat besar. Matahari tersusun dari berbagai macam gas antara lain hidrogen (76%), helium (22%), oksigen dan gas lain (2%).
3. Lapisan-Lapisan Matahari
Matahari adalah bola gas pijar yang sangat panas. Matahari terdiri atas empat lapisan, yaitu inti matahari, fotosfer, kromosfer, dan korona.
a. Inti Matahari
Bagian dalam dari matahari, yaitu inti matahari. Pada bagian ini terjadi reaksi fusi sebagai sumber energi matahari. Suhu pada inti matahari dapat mencapai 15000000 derajat celcius. Energi yang dihasilkan dari reaksi fusi akan dirambatkan sampai pada lapisan yang paling luar, yang kemudian akan terealisasi ke angkasa luar.
b. Fotosfer
Fotosfer adalah bagian permukaan matahari. Lapisan ini mengeluarkan cahaya sehingga mampu memberikan penerangan sehari-hari. Suhu pada lapisan ini mampu mencapai lebih kurang 16.000 derajat C dan mempunyai ketebalan sekitar 500 km.
c. Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer dan bertindak sebagai atmosfer matahari. Kromosfer mempunyai ketebalan 16.000 km dan suhunya mencapai lebih kurang 9.800 derajat C. Kromosfer terlihat berbentuk gelang merah yang mengelilingi bulan pada waktu terjadi gerhana matahari total.
d. Korona
Korona adalah lapisan luar atmosfer matahari. Suhu korona mampu mencapai lebih kurang 1.000.000 derajat C. Warnanya keabu-abuan yang dihasilkan dari adanya ionisasi pada atom-atom akibat suhunya yang sangat tinggi. Korona tampak ketika terjadi gerhana matahari total, karena pada saat itu hampir seluruh cahaya matahari tertutup oleh bulan. Bentuk korona, seperti mahkota dengan warna keabu-abuan.

4. Gangguan-Gangguan pada Matahari
Gejala-gejala aktif pada matahari atau aktivitas matahari sering menimbulkan gangguan-gangguan pada matahari. Gangguan-gangguan tersebut, yaitu sebagai berikut.
1). Gumpalan-Gumpalan pada Fotosfer (Granulasi)
Gumpalan-gumpalan ini timbul karena rambatan gas panas dari inti matahari ke permukaan. Akibatnya, permukaan matahari tidak rata melainkan bergumpal-gumpal.
1) Bintik Matahari (Sun Spot)
Bintik matahari merupakan daerah tempat munculnya medan magnet yang sangat kuat. Bintik-bintik ini bentuknya lubang-lubang di permukaan matahari di mana gas panas menyembur dari dalam inti matahari, sehingga dapat mengganggu telekomunikasi gelombang radio di permukaan bumi.
2) Lidah Api Matahari
Lidah api matahari merupakan hamburan gas dari tepi kromosfer matahari. Lidah api dapat mencapai ketinggian 10.000 km. Lidah api sering disebut prominensa atau protuberan. Lidah api terdiri atas massa proton dan elektron atom hidrogen yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Massa partikel ini dapat mencapai permukaan bumi. Sebelum masuk ke bumi, pancaran partikel ini tertahan oleh medan magnet bumi (sabuk Van Allen), sehingga kecepatan partikel ini menurun dan bergerak menuju kutub, kemudian lama-kelamaan partikel berpijar yang disebut aurora. Hamburan partikel ini mengganggu sistem komunikasi gelombang radio. Aurora di belahan bumi selatan disebut Aurora Australis, sedangkan di belahan bumi utara disebut Aurora Borealis.
4). Letupan (Flare)
Flare adalah letupan-letupan gas di atas permukaan matahari. Flare dapat menyebabkan gangguan sistem komunikasi radio, karena letusan gas tersebut terdiri atas partikel-partikel gas bermuatan listrik.
b. Planet
Sebelum bulan Agustus 2006, para astronom masih berpendapat ada sembilan planet dalam tata surya, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Secara umum planet-planet bergerak dari barat ke timur, kecuali Venus dan Uranus. Setiap planet mempunyai kala revolusi dan kala rotasi yang berbeda-beda. Planet tidak bisa memancarkan cahaya sendiri tetapi hanya memantulkan cahaya yang diterima dari matahari. Pada tanggal 24 Agustus 2006 Majelis Umum Uni Astronomi Internasional (IAV) di Praha, Ceko, menyatakan bahwa Pluto bukan lagi sebagai planet. Bahkan pada tanggal 7 September 2006 nama Pluto diganti dengan deretan enam angka, yaitu 134340. Dengan demikian, sejak tanggal 24 Agustus 2006 di tata surya terdapat 8 planet. Ukuran antara planet satu dengan yang lain berbeda. Begitu pula jaraknya terhadap matahari. Planet yang terdekat terhadap matahari mempunyai kala revolusi terkecil. Data planet-planet dalam tata surya dapat kamu perhatikan pada Tabel 13.1.


Planet-planet dalam Tata Surya berbeda-beda dalam ukuran dan komposisi, terdiri dari 2 kelompok yaitu:
Kelompok Planet Dalam: planet-planet yang dekat dengan matahari, ukuran relatif kecil, solid, rocky, massa jenis besar (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars).
Kelompok Planet Luar: planet-planet yang jauh dari matahari, gas planets, terbentuk sebagian besar oleh H dan He (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet terluar, Pluto, berukuran kecil dan terdiri dari es)
1. Merkurius

• Planet terdekat dengan matahari (45,6 juta - 69,28 juta km)
• Planet terkecil di antara planet-planet kelompok planet dalam (Æ 4848 km)
• Satu kali orbit (revolusi): 88 hari, satu kali rotasi: 58,5 hari
• Gravitasi: 0,3 gravitasi bumi.
• Temperatur: 350oC (siang hari) dan -170 oC (malam hari)
• Rocky planet (inti: besi, mantel: batuan silikat)
• Tidak mempunyai atmosfer dan tidak mempunyai satelit.

2. Venus

• Sering disebut Bintang Timur (Evening Star atau Morning Star)
• Planet terdekat dengan Bumi, objek yang paling terang setelah matahari dan bulan
• Ukurannya hampir sama dengan Bumi (Æ 12.100 km)
• Revolusi: 225 hari
. Rotasi: 243 hari, dengan arah yang berlawanan dengan rotasi hampir semua planet lain
• Permukaannya diselubungi oleh hamparan awan tebal (± 48 km) dari karbon dioksida
. Tidak mempunyai satelit.

3. Bumi

• Planet ketiga dalam Tata Surya
• Mengorbit pada jarak 149.565.600 km dari matahari
• Terbesar diantara planet dalam kelompok planet dalam (Æ 12.756 km)
• Revolusi: 365,25 hari, rotasi: 23 jam 56 menit 4 detik
• Dari angkasa terlihat biru, coklat, dan hijau dengan pola awan putih
• Satu-satunya planet yang diketahui mendukung kehidupan, karena adanya atmosfer
• Semua isi Bumi mempunyai berat karena gaya gravitasi.
• Mempunyai satu satelit (Bulan)
• Lapisan-lapisan Bumi terdiri dari:
- lapisan Barisfer (Inti Bumi)
- Lithosfer (Kulit Bumi)
- Hidrosfer (Lapisan Air)
- Atmosfer (Lapisan Udara)

4. Mars

• Sering disebut Planet Merah atau Si Muka Merah
• Berukuran kecil (Æ 6796 km)
• Revolusi: 687 hari, rotasi: 24 hari 37 mnt 22,6 detik
• Temperatur jauh lebih dingin daripada Bumi (-111oC s.d -123oC)
• Permukaannya bergunung dan berlembah
• Mempunyai 2 buah satelit: Phobos dan Deimos
• Sekarang diketahui bahwa Mars kering dan tidak ada bukti tentang adaanya kehidupan

5. Yupiter

• Planet terbesar dalam Tata Surya (Æ 142.800 km, 11X Bumi)
• Revolusi: 11,86 tahun, rotasi 10-15 jam
• Inti kecil dari silikon dan besi diselubungi hidrogen dalam bentuk metalik
• Misi Voyager: Jupiter mempunyai sabuk yang terbentuk dari debu dan partikel batuan • Dari bumi tampak sebagai planet yang bersinar (paling bersinar setelah Venus) • Mempunyai 16 satelit yang berada dalam 4 kelompok
- 4 satelit terdekat: Amalthea, Metis, Adrastea dan Thebe
- 4 satelit Galileans: Satelit-satelit berukuran besar: Io, Europa, Ganymede, dan Callisto
- 4 Satelit di sebelah luar Galileans: Leda, Himalia, Lysithea, dan Elara
- 4 satelit terluar: Ananke, Carme, Pasiphae, dan Sinope
6. Saturnus

• Planet kedua terbesar setelah Yupiter (Æ 120.000 km)
• Planet yang teringan (with a density less than water - it would float!)
• Planet terindah dalam pandangan karena memiliki gelang-gelang yang menakjubkan
• Revolusi: 29,5 tahun, rotasi: 10 jam 14 menit
. Mempunyai 21 satelit:Mimas (terdalam)Enceladus, Tethys (hanya terdiri dari es), Dione, Rhea, Titan (terbesar, terbesar kedua setelah Ganymede dalam Tata Surya), Hyperion, Iapetus, Phoebe (terkecil).

7. Uranus

• Garis tengah 51.520 km
• Revolusi: 84 tahun, rotasi: 17,24 jam
• Terlihat sebagai planet berwarna biru-hijau
• Sumbu Uranus sering sejajar dengan lintasannya
• Berdasarkan misi Voyager (1986): terdapat 15 satelit, 5 satelit terluar terbentuk dari batuan dan es, berwarna abu-abu gelap: Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon

8. Neptunus

• Johann Galle meramalkan posisinya (1846)
• Berdiameter 49.500 km
• Revolusi: 164,8 tahun, rotasi: 16 jam 3 menit
• Mempunyai 8 satelit: Triton dan Nereid serta 6 satelit lainnya yang ditemukan oleh misi Voyager II (1989).

c. Komet
Komet berasal dari bahasa Yunani, yaitu Kometes yang artinya berambut panjang. Komet menurut istilah bahasa adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet terdiri atas es yang sangat padat dan orbitnya lebih lonjong daripada orbit planet. Komet menyemburkan gas bercahaya yang dapat terlihat dari bumi. Bagian-bagian komet, yaitu:
1) inti komet, yaitu bagian komet yang kecil tetapi padat tersusun dari debu dan gas.
2)koma,yaitu daerah kabut di sekeliling inti.
3) ekor komet, yaitu bagian yang memanjang dan panjangnya mampu mencapai satu satuan astronomi (1SA = jarak antara bumi dan matahari).Arah ekor komet selalu menjauhi matahari. Hal itu dikarenakan ekor komet terdorong oleh radiasi dan angin matahari.

Kebanyakan komet tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi harus dengan menggunakan teleskop. Komet yang terkenal adalah komet Halley yang ditemukan oleh Edmunt Halley. Komet itu muncul setiap 76 tahun sekali. Komet sering disebut sebagai bintang berekor.
d. Asteroid
Asteroid adalah benda langit yang mirip dengan planet-planet, yang terletak di antara orbit Mars dan Yupiter. Asteroid disebut juga planetoid atau planet kerdil. Asteroid yang terbesar dan yang pertama adalah Ceres yang ditemukan oleh Giussepe Piazzi (astronom Italia). Icarus adalah salah satu asteroid yang pernah mendekati bumi dengan orbit yang berbentuk lonjong.
e. Meteoroid
Meteoroid adalah batuan-batuan kecil yang sangat banyak dan melayang-layang di angkasa luar. Batuan-batuan ini banyak mengandung unsur besi dan nikel. Batuan-batuan ini masuk ke atmosfer bumi karena pengaruh gravitasi bumi. Gesekan dengan atmosfer bumi menghasilkan panas yang membakar habis batuan-batuan itu sebelum sempat mencapai permukaan bumi. Batuan-batuan atau benda langit yang bergesekan dengan atmosfer bumi dan habis terbakar sebelum sampai di permukaan bumi disebut meteor. Adapun batuan-batuan yang tidak habis terbakar dan sampai di permukaan bumi disebut meteorit. Ada sebuah meteorit yang jatuh di Arizona USA dengan ukuran yang sangat besar hingga membentuk sebuah kawah. Kawah tersebut dinamakan Kawah Barringer. Contoh meteorit dapat dilihat di Museum Geologi, Bandung.
f. Satelit
Satelit adalah salah satu anggota tata surya yang mengelilingi planet. Ada 2 jenis satelit yaitu:
1). Satelit alami adalah satelit yang sudah ada dalam tata surya .
2) satelit buatan adalah satelit yang sengaja dibuat oleh manusia untuk tujuan tertentu.

1.3.2. BUMI SEBAGAI TEMPAT TINGGAL MANUSIA
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer. Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70°C hingga 55°C bergantung pada iklim setempat. Sehari di dibagi menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain.
Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer.
Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi.
Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
1. Lapisan Bumi
Menurut komposisi (jenis dari material) -nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
1) Kerak Bumi
2) Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300°C-1500°C dan suhu pada mantel bagian dalam ±1500°C-3000°C
3) Inti Bumi
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material) -nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
1) Litosfir
2) Astenosfir
3) Mesosfir
4) Inti Bumi bagian luar
Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900°C
5) Inti Bumi bagian dalam
Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti bumi. inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800°C

1.3.3. BULAN SEBAGAI SATELIT DARI BUMI

Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.
Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km,[1] sedikit lebih kecil dari seperempat diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2 persen volume Bumi dan tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17 persen daripada tarikan gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari (periode orbit), dan variasi periodik dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari (periode sinodik).
Massa jenis Bulan (3,4 g/cm³) adalah lebih ringan dibanding massa jenis Bumi (5,5 g/cm³), sedangkan massa Bulan hanya 0,012 massa Bumi.
Bulan yang ditarik oleh gaya gravitasi Bumi tidak jatuh ke Bumi disebabkan oleh gaya sentrifugal yang timbul dari orbit Bulan mengelilingi bumi. Besarnya gaya sentrifugal Bulan adalah sedikit lebih besar dari gaya tarik menarik antara gravitasi Bumi dan Bulan. Hal ini menyebabkan Bulan semakin menjauh dari bumi dengan kecepatan sekitar 3,8cm/tahun.
Bulan berada dalam orbit sinkron dengan Bumi, hal ini menyebabkan hanya satu sisi permukaan Bulan saja yang dapat diamati dari Bumi. Orbit sinkron menyebabkan kala rotasi sama dengan kala revolusinya.
Di bulan tidak terdapat udara ataupun air. Banyak kawah yang terhasil di permukaan bulan disebabkan oleh hantaman komet atau asteroid. Ketiadaan udara dan air di bulan menyebabkan tidak adanya pengikisan yang menyebabkan banyak kawah di bulan yang berusia jutaan tahun dan masih utuh. Di antara kawah terbesar adalah Clavius dengan diameter 230 kilometer dan sedalam 3,6 kilometer. Ketidakadaan udara juga menyebabkan tidak ada bunyi dapat terdengar di Bulan.
Bulan adalah satu-satunya benda langit yang pernah didatangi dan didarati manusia. Obyek buatan pertama yang melintas dekat Bulan adalah wahana antariksa milik Uni Sovyet, Luna 1, obyek buatan pertama yang membentur permukaan Bulan adalah Luna 2, dan foto pertama sisi jauh bulan yang tak pernah terlihat dari Bumi, diambil oleh Luna 3, kesemua misi dilakukan pada 1959. Wahana antariksa pertama yang berhasil melakukan pendaratan adalah Luna 9, dan yang berhasil mengorbit Bulan adalah Luna 10, keduanya dilakukan pada tahun 1966.[1] Program Apollo milik Amerika Serikat adalah satu-satunya misi berawak hingga kini, yang melakukan enam pendaratan berawak antara 1969 dan 1972.
1. Bulan sebagai penanda waktu
Bulan purnama adalah keadaan ketika Bulan nampak bulat sempurna dari Bumi. Pada saat itu, Bumi terletak hampir segaris di antara Matahari dan Bulan, sehingga seluruh permukaan Bulan yang diterangi Matahari terlihat jelas dari arah Bumi.
Kebalikannya adalah saat bulan mati, yaitu saat Bulan terletak pada hampir segaris di antara Matahari dan Bumi, sehingga yang 'terlihat' dari Bumi adalah sisi belakang Bulan yang gelap, alias tidak nampak apa-apa.
Di antara kedua waktu itu terdapat keadaan bulan separuh dan bulan sabit, yakni pada saat posisi Bulan terhadap Bumi membentuk sudut tertentu terhadap garis Bumi - Matahari. Pada saat itu, hanya sebagian permukaan Bulan yang disinari Matahari yang terlihat dari Bumi.

2. Asal usul
Asal - usul bulan tidak diketahui secara pasti, tetapi ilmuan menemukan bukti besar bahwa Bulan berasal dari tubrukan bumi dengan planet kecil yang bernama theira sekitar 3 milyar tahun yang lalu, dan menghasilkan debu yang berjumlah sangat banyak dan mengorbit di sekeliling bumi dan akhirnya debu mengumpul menjadi bulan. Pada awalnya jarak bulan pada pertama kali hanya sekitar 30.000 mil atau 15 kali lebih dekat dari jarak Bulan dengan Bumi sekarang. Dari hasil penelitian Bulan menjauh sekitar 3,8 cm per tahunnya

Read More..